Ahad 19 Jan 2025 18:29 WIB

Polisi Jelaskan 8 Kantong Jenazah Korban Kebakaran Glodok, Bukan Berarti Isinya 8 Jenazah

Pencocokan data korban kebakaran Glodok Plaza memerlukan waktu 1 hingga 2 pekan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Sejumlah petugas mengevakuasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta, Kamis (16/1/2025). Tim gabungan telah mengevakuasi tiga jenazah korban dari total delapan laporan orang hilang dalam peristiwa kebakaran tersebut yang kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Sejumlah petugas mengevakuasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta, Kamis (16/1/2025). Tim gabungan telah mengevakuasi tiga jenazah korban dari total delapan laporan orang hilang dalam peristiwa kebakaran tersebut yang kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi lebih lanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RS Polri Kramat Jati telah menerima delapan kantong jenazah korban kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta. Namun Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes PolrIi, Kombes Pol Ahmad Fauzi, menegaskan meski ada delapan kantong jenazah, bukan berarti ada delapan jenazah yang telah diterima rumah sakit tersebut.

"Saya ingatkan delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah, bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu," katanya di Jakarta, Ahad (19/1/2025).

Baca Juga

Ia mengatakan, proses pencarian korban masih berlangsung. Pihaknya sudah membuka posko ante mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza ini.

Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko ante mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam. "Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah," kata dia.

Ia mengatakan untuk isi delapan kantong jenazah ini adalah bagian dari tubuh semua atau cuma serpihan-sepihan dari bangunan sekitarnya dan sebagainya. "Kan kita tidak tahu karena kondisinya terbakar," kata dia.

Menurut dia, ini tentu sulit dibedakan secara visual sehingga dibutuhkan "scientific". Misalnya secara ilmiah apakah ini jenazah atau bukan.

"Kalau jenazah ini siapa dan sebagainya," kata dia.

Selain itu, pihaknya menerima laporan dari keluarga yang merasa anggota keluarganya hilang atau diduga menjadi korban dalam kejadian tersebut. Pihaknya minta data-data korban sebelum meninggal dunia, ciri-ciri fisik, pakaian, perlengkapan dan aksesoris yang terakhir dipakai pada saat kejadian. Kemudian terakhir sampel DNA.

"Kita tanya juga sidik jarinya, kartu keluarganya. Nanti kita bisa telusuri sidik jarinya," kata dia.

Pencocokan ini membutuhkan waktu satu hingga dua pekan karena meski profil korban sudah keluar tetap harus menunggu data pembanding. "Ini yang membutuhkan waktu," kata dia

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement