Senin 20 Jan 2025 18:23 WIB

Menikmati Keindahan Malam

Shalat tahajud adalah kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan.

Shalat malam (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Shalat malam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insan beriman memiliki sudut pandang tersendiri dalam menyikapi malam. Suasana gelap dan hening bukan saja momentum untuk merebahkan badan dan beristirahat. Akan tetapi, sekaligus sebagai kesempatan membina kekuatan spiritual dengan sebaik-baiknya.

Umar bin Khattab RA adalah satu sosok teladan bagaimana menikmati indahnya malam. Ia tidak saja merasa nikmat dengan Tahajud sendirian.

Baca Juga

Setiap malam, kala hendak Tahajud, ayah dari Hafsah RA itu selalu membangunkan keluarganya untuk Tahajud sambil membaca surah Thaha ayat ke-132.

"Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya."

Inspirasi luar biasa juga hadir dari sosok Imam Syafi’i dalam hal menikmati keindahan malam. Ia membagi malam dalam tiga bagian. Bagian pertama untuk menulis, bagian kedua untuk shalat, dan bagian ketiga untuk tidur.

Fakta itu memberikan pelajaran utama kepada kita bahwa malam itu benar-benar istimewa dan indah, yang kita harus mampu merasakan dengan komitmen tinggi dalam melaluinya. Dalam arti yang lain, jangan sampai malam hanya diisi dengan tidur semata.

Rasulullah SAW bersabda, “Hendaknya kalian menggemarkan diri bangun malam--untuk shalat malam--karena itulah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Shalat malam mendekatkan seseorang kepada Allah SWT, menghapuskan dosa-dosanya, menyembuhkan penyakit pada tubuhnya, dan mencegah perbuatan maksiat” (HR Bukhari Muslim).

Hadis Nabi SAW itu memberikan kita petunjuk bahwa dalam shalat malam ada begitu banyak keutamaan yang luar biasa. Salah satunya juga perihal menyembuhkan penyakit pada tubuh. Shalat malam juga menjadikan hati, jiwa, akal, bahkan badan menjadi lebih energik dan dinamis.

“Shalat Tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit” (HR Tirmidzi).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Hikmah Republika oleh Imam Nawawi
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement