REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemerintah Kabupaten Cirebon menyatakan komitmennya untuk segera menangani dampak banjir yang menerjang pada Jumat (17/1/2025) lalu. Ribuan warga terdampak banjir tersebut. Berdasarkan pendataan terbaru, banjir ternyata menggenangi 15 desa yang tersebar di enam kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Sumber, Talun, Tengahtani, Weru dan Beber. Banjir itu mengakibatkan 2.921 rumah terendam, lima sekolah terdampak, dan sembilan tempat ibadah mengalami kerusakan.
"Ada lima rumah mengalami kerusakan parah akibat terjangan banjir," ujar Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, Senin (20/1/2025).
Wahyu mengatakan, jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir di wilayah yang dipimpinnya itu mencapai 3.125 KK, dengan total 10.820 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 136 jiwa sempat mengungsi. Namun, saat ini semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing.
Selain itu, terdapat empat jembatan yang rusak. Adapula areal persawahan seluas 357 hektare yang terendam. “Banjir juga menyebabkan enam unit kendaraan pribadi milik warga terdampak. Bahkan, dua di antaranya rusak berat,’’ katanya.
Wahyu mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, DPRD, serta instansi pemerintah pusat dan provinsi, untuk menangani dampak bencana itu. Bantuan makanan, layanan kesehatan, serta upaya pembersihan pun terus dilakukan secara intensif.
“Kami sudah mulai memperbaiki kerusakan infrastruktur yang mendesak, seperti jembatan di daerah Setu yang pegangan tangannya sempat terbawa banjir. Kini jembatan itu sudah bisa dilewati kembali,” kata Wahyu.
Tim gabungan dari Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Lingkungan Hidup, dan BPBD juga terus bergerak di lapangan untuk melakukan pembersihan di area terdampak.
Wahyu mengungkapkan, pihaknya masih menganalisis kemungkinan untuk menetapkan status tanggap darurat. Keputusan tersebut akan berdasarkan fakta-fakta di lapangan dan pembahasan lebih lanjut dengan berbagai pihak terkait.
“Hari ini, kami melakukan koordinasi dengan Forkopimda Plus, melibatkan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Kami mendiskusikan langkah penanganan ke depan untuk memastikan penanganan yang optimal,” katanya.
Rapat lanjutan juga akan digelar untuk membahas penyelesaian teknis. Seperti perbaikan bendung Canggung, perbaikan jembatan di wilayah Sumber, serta penanganan tebing penahan tanah (TPT) yang jebol akibat banjir.
Wahyu menegaskan bahwa Pemda Kabupaten Cirebon akan terus berupaya maksimal dalam menangani dampak banjir, baik melalui langkah darurat maupun perencanaan jangka panjang. “Kami berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak guna memastikan masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan normal secepat mungkin,” katanya.