Senin 20 Jan 2025 21:46 WIB

Gencatan Senjata, Dokter Gaza Lulusan Unbraw Malang Ucapkan Terima Kasih untuk RI

Selama satu tahun tiga bulan, Amin mengaku telah menjalani kehidupan yang sulit.

dr Amin Al-Nawajha sedang memeriksa pasien di klinik Indonesia di Gaza
Foto: Dok BSMI
dr Amin Al-Nawajha sedang memeriksa pasien di klinik Indonesia di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter asal Gaza yang pernah kuliah di Universitas Brawijaya, Malang, dr Amin Al-Nawajha bersyukur atas gencatan senjata yang telah berjalan mulai Ahad (19/1/2025). Amin juga tidak melupakan doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia selama ini untuk Palestina. “Terima kasih Indonesia,”ujar Amin lewat pesan tertulis kepada Republika di Jakarta, Senin (20/1/2025). 

Dia pun menganggap masyarakat Indonesia adalah saudara sesama Muslim. Selama satu tahun tiga bulan, Amin mengaku telah menjalani kehidupan yang sulit. Dia terpaksa harus mengungsi dari tempat satu ke tempat yang lain. “Antum selalu bersama kami, mendukung  dan membantu kami dengan donasi Anda ke lembaga-lembaga Indonesia yang bekerja di Gaza atau melalui sosmed,”ujar Amin. 

Baca Juga

Amin yang telah tinggal dan belajar di Indonesia selama 10 tahun  mengungkapkan, masyarakat Gaza amat senang atas terjadinya gencatan senjata tersebut. Dia mengatakan, rakyat Gaza merasa seolah sudah terbangun dari mimpi buruk. “Ada yang masih takut dan pesimis. Dan ada pula yang optimis akan terjadi gencatan senjata,”kata dia. 

Amin merupakan dokter yang telah menempuh studi magister dan doktoral di bidang neurosains di Universitas Brawijaya, Malang. Amin bisa menyelesaikan studi di Indonesia berkat beasiswa dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang membuat program pendidikan dari dana filantropi masyarakat di Indonesia.

Amin yang tinggal di pengungsian mengungkapkan, dia akan menelepon keluarga, teman dan tetangga untuk memeriksa keadaan mereka setelah gencatan senjata terjadi. Setelah itu, Amin mengaku akan  pergi untuk memeriksa rumah yang dihancurkan oleh tentara Israel.

“Saya sudah punya apartmen terdiri dari 9 lantai di Kota Rafah dan setelah dibom, kami ke rumah keluarga saya (orang tua) dimana saya dibesarkan. Kemudian kami evakuasi ke Khan Younis, Al Mawasi, dan rumah keluarga juga dihancurkan,”kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement