Selasa 21 Jan 2025 16:32 WIB

Media Amerika Serikat Akui Israel Gagal Lumpuhkan Hamas, Perang Belum Berakhir

Hamas Israel sepakat melakukan genjatan senjata

Pejuang Hamas mengawal kendaraan Palang Merah untuk mengumpulkan sandera Israel yang dibebaskan di Kota Gaza Ahad , 19 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Abed Hajjar
Pejuang Hamas mengawal kendaraan Palang Merah untuk mengumpulkan sandera Israel yang dibebaskan di Kota Gaza Ahad , 19 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Gencatan senjata yang rapuh di Gaza dimulai tanpa Israel mencapai tujuan perang utamanya untuk menghancurkan Hamas.

Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjanjikan kepada para pendukung sayap kanannya yang frustasi bahwa kemenangan penuh yang dijanjikan akan datang kemudian, Wall Street Journal melaporkan.

Baca Juga

Dalam sebuah laporan oleh Marcus Walker, surat kabar tersebut mengingatkan bahwa Hamas mengklaim kemenangan meskipun mengalami kerugian besar, mengarak para pejuangnya di jalan-jalan Gaza, karena mereka berhasil mencapai tujuannya untuk selamat dari serangan, tetapi keuntungan strategis dari 15 bulan perang di Timur Tengah hampir seluruhnya menguntungkan Israel.

Surat kabar tersebut berpendapat bahwa Israel keluar dari perang dengan lebih kuat, setelah berhasil mengurangi ukuran banyak lawannya, meskipun mereka masih menjadi ancaman.

Dia menjelaskan bahwa memberikan pukulan berat kepada lawan-lawan Israel adalah sebuah prestasi bagi Israel dan kompensasi atas isolasi diplomatik mereka, di tengah-tengah dunia yang merasa ngeri dengan skala kehancuran di Gaza.

Perang belum berakhir

Namun perang belum berakhir, menurut surat kabar tersebut, karena Netanyahu, yang dikritik oleh mitra koalisi sayap kanan, masih bersikukuh bahwa Israel dapat melanjutkan pertempuran setelah gencatan senjata tahap pertama, dan karena pertukaran tuduhan antara Israel dan Hamas tentang pengingkaran terhadap rincian perjanjian dimulai bahkan sebelum para tahanan pertama kembali ke rumah mereka di Gaza.

Pemerintah dan militer Israel telah berbulan-bulan saling menyalahkan atas kegagalan mereka dalam melenyapkan Hamas. Para komandan militer senior mengeluhkan bahwa tidak ada rencana untuk menghadirkan otoritas alternatif untuk menjalankan Gaza dan menekan Hamas, sehingga menyia-nyiakan upaya Israel di medan perang.

Setiap kali, Netanyahu memerintahkan militer untuk menyelesaikan tugas menghancurkan Hamas, dan menyatakan bahwa rencana-rencana politik merupakan urusan lain.

Banyak hal bergantung pada Presiden terpilih Donald Trump, yang prioritasnya di Timur Tengah termasuk menormalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi, apakah dia akan terus menekan untuk mengakhiri pertempuran, tetapi gencatan senjata di Gaza, seperti gencatan senjata yang rapuh di Libanon, dapat menyebabkan konflik tingkat rendah selama bertahun-tahun, bukannya perdamaian.

photo
Poin Kesepakatan Gencatan Senjata - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement