REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Salah satu tersangka korupsi perizinan impor gula, inisial HAT ditangkap tim penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) Selasa (21/1/2025). Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar mengatakan, HAT ditangkap tim penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng).
HAT merupakan satu dari sembilan tersangka baru terkait kasus yang diperkirakan merugikan negara setotal Rp 578 miliar tersebut. Harli menerangkan, setelah dilakukan penangkapan, HAT dibawa ke Jakarta melalui Bandara Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
“Itu sudah dikonfirmasi, HAT yang dibawa dari Surabaya. Statusnya kan sudah tersangka,” begitu kata Harli di Kejagung, Jakarta, Selasa (21/1/2025).
HAT adalah satu dari sembilan tersangka perorangan yang diumumkan oleh penyidik Jampidsus, pada Senin (20/1/2025) dalam lanjutan pengusutan korupsi perizinan impor gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag). HAT adalah direktur utama (Dirut) Duta Sugar Internasional (DSI).
Selain HAT, delapan tersangka lainnya yang dijerat tersangka adalah TW selaku direktur utama (Dirut) PT Angels Product (AP). WN dijerat tersangka atas perannya sebagai presiden direktur PT Andala Furnindo (AF). HS jadi tersangka atas perannya selaku dirut PT Sentra Usahatama Jaya (SUJ). IS tersangka terkait perannya sebagai dirut PT Medan Sugar Industry (MSI). Adapun TSEP jadi tersangka terkait perannya sebagai direktur PT Makassar Tene (MT).
Selanjutnya ASB dijadikan tersangka terkait perannya sebagai dirut PT Kebun Tebu Mas (KTM). HFH tersangka atas perannya sebagai dirut PT Berkah Manis Makmur (BMM). Terakhir ES, ditetapkan tersangka atas perannya selaku direktur PT Permata Dunia Sukses Utama (PDSU).