REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi Jakarta mengungkap fakta baru mengenai kondisi gedung Glodok Plaza yang mengalami kebakaran pada Rabu (15/1/2025). Berdasarkan data Dinas Gulkarmat Provinsi Jakarta, gedung yang berlokasi di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, itu belum memenuhi persyaratan keselamatan kebakaran.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Gulkarmat Provinsi Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, terdapat empat hal yang menjadi indikator sertifikasi keselamatan kebakaran gedung. Pertama, ketersediaan akses masuk untuk petugas pemadam kebakaran.
"Pertama terkait dengan akses masuk sebagai petugas pemadam kebakaran tersedia atau tidak, jalannya masuk ke dalam area itu bisa terjangkau atau tidak," kata dia di Balai Kota Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Kedua, gedung itu harus memiliki alat proteksi kebakaran aktif dan pasif yang berfungsi. Alat itu contohnya adalah sistem penyiram api otomatis (fire sprinkler), pendeteksi asap (smoke detector), dan lainnya.
Indikator ketiga adalah ketersediaan alat evakuasi penyelamatan yang lengkap. Contohnya adalah tangga penyelamatan minimal ada dua.
Indikator keempat adalah adanya manajemen keselamatan kebakaran gedung (MKKG). Artinya, ketika terjadi kebakaran, setiap petugas di gedung itu telah memahami tugasnya masing-masing untuk melakukan penyelamatan.
"Nah untuk kasus Plaza Glodok ini, itu memang pada 2023 itu sudah kami nyatakan belum memenuhi persyaratan keselamatan kebakaran," kata Satriadi.
Ia menyampaikan, pihaknya juga memiliki beberapa catatan dalam penanganan kebakaran di Glodok Plaza pekan lalu. Pertama, ada keterlambatan pelaporan informasi kebakaran yang diterima oleh petugas pemadam. Selain itu, berdasarkan temuan di lapangan, proteksi kebakaran di dalam gedung tidak berfungsi secara optimal.
"Jadi belum tentu pada saat kita periksa, pada saat itu baik, kembali lagi menjadi tanggung jawab para pengelola dan pemilik untuk perawatan terkait dengan proteksi kebakarannya. Jadi kalau misalkan satu bulan kemudian tidak berfungsi, itu pasti akan menjadi kendala," kata dia.
Satriadi menambahkan, pihaknya juga terlambat menerima cetak biru atau blueprint gedung ketika operasi pemadaman dilakukan pada Rabu malam. Alhasil, proses di lapangan sedikit terkendala.
"Kami minta blueprint dari gambar tersebut, tapi kami lambat untuk mendapatkan terkait dengan operasi malam itu," ujar dia.
Diketahui, kebakaran yang terjadi di Glodok Plaza itu menimbulkan korban jiwa. Setidaknya, terdapat 14 laporan orang hilang akibat kebakaran tersebut. Sementara itu, petugas di lapangan telah mengevakuasi delapan kantong jenazah dari lokasi kebakaran.