Kamis 23 Jan 2025 13:04 WIB

Kemenag Diminta Jangan Pakai Mental Santri yang Minder

Kepribadian santri yang seperti itu sudah harus diubah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar dalam seminar di agenda Tanwir I Aisyiyah di Tavia Hotel Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Foto: dok ist
Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar dalam seminar di agenda Tanwir I Aisyiyah di Tavia Hotel Jakarta, Kamis (16/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar meminta kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) agar tidak mengikuti mental santri yang selalu minder dan tidak berani untuk tampil menjadi terdepan. 

"Saya mohon betul mental Kementerian Agama jangan pakai mental-mental ikut-ikut santri terbiasa warak di belakang yang lain-lainnya ke depan, minder kita kan," ujar Nasaruddin saat meluncurkan Pusat Informasi Strategi Kebijakan Keagamaan (PIJAKAN) dan Corporate University (CorpU) di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (23/1/2025). 

Baca Juga

Nasaruddin mengatakan, kepribadian santri yang seperti itu sudah harus diubah. Menurut dia, santri seharusnya bangga pada dirinya. 

"Santri harus bangga pada dirinya sendiri dan santri itu bukan hanya untuk umat Islam ya, tapi juga sekolah-sekolah keagamaan kita yang lain jangan mengesankan dirinya sebagai kelompok the second population di Indonesia," ucap dia. 

"Kita harus menjadi the first society kita harus menjadi manusia yang paling depan," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini. 

Dalam kesempatan ini, dia pun merasa bangga dengan prestasi yang dicapai Kementerian Agama baru-baru ini. Menag mendapat rapor hijau atau berkinerja baik selama 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Center of Economic and Law Studies (CELIOS).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement