Sabtu 25 Jan 2025 16:00 WIB

Halo Indonesia, Hadirkan Petualangan Rasa Nusantara di Seoul  

Diaspora Loan BNI mengubah PMI menjadi pengusaha restoran sukses di Seoul.

BNI membantu Feriansyah Pemilik Halo Indonesia mengembangkan bisnisnya melalui produk Diaspora Loan yang ditawarkan.
Foto: Surya Dinata/Republika
BNI membantu Feriansyah Pemilik Halo Indonesia mengembangkan bisnisnya melalui produk Diaspora Loan yang ditawarkan.

REPUBLIKA.CO.ID, Menemukan masakan khas Indonesia di Seoul, Korea Selatan (Korsel) tidaklah mudah. Kalau pun ada biasanya sudah disesuaikan dengan selera lidah lokal. Namun berbeda halnya dengan apa yang disuguhkan di restoran Halo Indonesia, yang terletak di Hongdae, Seoul, Korsel.

Di kawasan 'jantungnya' anak muda Korea Selatan berkumpul tersebut, ada sebuah restoran yang menyajikan masakan Indonesia dengan cita rasa Indonesia. "Biasanya masakan Indonesia yang ada di Seoul, sudah disesuaikan dengan lidah orang Korea. Tapi kita nggak, kita sajikan masakan Indonesia dengan resep yang otentik tidak dikurang-kurangi," ujar Feriansyah Pemilik Halo Indonesia, saat bertemu Republika beberapa waktu lalu di restoran miliknya.

Baca Juga

Feri mengatakan tak mudah menyajikan masakan Indonesia, bercita rasa Indonesia, dimasak dengan cara Indonesia, bumbu yang berlimpah dan rasa yang cenderung kuat. Sebab umumnya warga lokal di Seoul lebih menginginkan rasa masakan yang sedikit lebih hambar. Namun Feri bersikeras, bahwa inilah cita rasa masakan Indonesia yang kaya rasa.

"Saya bilang kalau mereka mau masakan yang menyesuaikan lidah Korea, kan sudah ada masakan Korea. Restoran ini rasanya otentik, kita bawa (masakan) Indonesia ke sini," ujar ayah dari dua orang putri kembar ini.

Beruntungnya, meski tetap mempertahankan cita rasa Indonesia, restoran Feri tak pernah sepi pengunjung. Bukan hanya warga negara Indonesia yang datang dan menjadi langganan restorannya, warga lokal pun banyak yang menyukai masakan di Halo Indonesia.

"Customer kita itu 30 persennya Korea, 40 persennya Indonesia, sisanya ada turis-turis mancanegara dari Afrika, China, Malaysia dan banyak lagi. Siapa saja lah yang datang kami layani," katanya.

Tak heran, Halo Indonesia menyuguhkan banyak sekali pilihan makanan khas nusantara. Mulai dari nasi goreng, ayam geprek, bakso, sate, rendang, hingga pempek. Feri bahkan rajin mengganti menu di restorannya agar pelanggan tak bosan dengan hidangan yang itu-itu saja. Tak jarang juga Feri mengajukan survei ke pelanggan untuk menu baru yang akan dibuat.

"Kita tanya mereka mau masakan apa, kalau banyak yang mau ya kita buat masukan ke menu," ujar Feri.

Dari PMI jadi pengusaha restoran

photo
BNI membantu Feriansyah Pemilik Halo Indonesia mengembangkan bisnisnya melalui produk Diaspora Loan yang ditawarkan. - (Surya Dinata/Republika)

Feri mengisahkan awal mulanya ia datang ke Korea Selatan sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Ia bekerja di sektor pertambakan dari 2011 hingga 2018, sampai akhirnya ia bertemu dengan perempuan asal Korea dan menikahinya. 

Setelah menikah, Feri berpikir bagaimana menghidupi keluarga di Korea. Karena tuntutan hidup inilah Feri yang mengaku sebenarnya tak bisa memasak ini, mencoba-coba membuka warung makan. Awalnya ia membuka warung bakso di kawasan Itaewon, Seoul, dengan nama Warung Bakso Rindu Kampung. 

"Awalnya nggak niat sama sekali (membuka restoran), tapi karena tuntutan hidup akhirnya membuka restoran pertama di Itaewon, ternyata responsnya lumayan bagus," kata ayah dari dua orang putri kembar tersebut.

Singkat cerita melihat restoran baksonya mendapat respons baik dari pelanggan di Korea, Feri pun memberanikan diri membuka restoran lagi di Seoul, tepatnya di area Hongdae. Hongdae merupakan kawasan yang ramai didatangi kaum muda Seoul.

Ternyata pilihan Feri mendirikan rumah makan Indonesia di Hongdae tak salah. Kini restoran yang terletak di lantai dua sebuah ruko tersebut hampir tak pernah sepi pelanggan. Tak hanya dijadikan tempat pelepas rindu masakan Indonesia oleh diaspora Indonesia di Seoul, restorannya pun menjadi tempat warga lokal mengenal masakan khas Indonesia.

"Kalau orang Korea itu ke sini mereka suka makan sate, mi goreng, dan nasi goreng. Makanan-makanan Indonesia yang memang umum mereka dengar. Sementara kalau orang Indo yang ke sini, umumnya memesan nasi padang, ayam geprek, bakso dan banyak lagi," kata pria asal Palembang tersebut.

Terbantu kehadiran BNI

photo
Masakan padang salah satu menu andalan di Restoran Halo Indonesia Seoul. - (Surya Dinata/Republika)

Dalam menjalankan usaha restoran miliknya, Feri mengaku banyak sekali terbantu dengan kehadiran PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Feri yang kini telah memiliki delapan karyawan asal Indonesia ini, mengatakan BNI membantu bisnisnya berkembang melalui produk Diaspora Loan yang ditawarkan. 

"Kita sudah menggunakan Diaspora Loan ini sudah keberapa kali, dan ini sangat membantu. Mengajukan pinjaman ke bank Korea itu sangat susah sekali. Terlebih karena saya adalah Warga Negara Asing. Sulit sekali, meski dari segi pendapatan kami termasuk mampu," kata Feri.

Maka dari itu, kehadiran BNI sebagai satu-satunya bank dengan lisensi penuh di Korea Selatan ini sangat membantu bagi usaha Feri. Ia mengaku akan mengajukan lagi Diaspora Loan untuk rencananya membuka restoran baru. 

"Yang terbaru, akan kita pakai lagi (Diaspora Loan), kita akan buka cabang lagi rencananya. Kali ini kita mau buat di kota lain, karena yang di Seoul mau istirahat dulu. Di Seoul lumayan tinggi tekanannya," kata Feri.

photo
Sebagian dari menu-menu yang disuguhkan di Halo Indonesia, Seoul, Korea Selatan. - (Gita Amanda/Republika)

Meski begitu, Feri dan sang Istri tetap bercita-cita suatu saat menambah bisnis restoran lagi di Seoul. Impiannya adalah punya empat restoran khas Indonesia di Seoul. "Saat ini sudah ada dua, dua lagi masih impian dan sekarang kita usahakan saja dulu, yang penting berusaha," ujarnya. 

Feri juga berbagi tips bagi diaspora Indonesia yang ingin membuka usaha restoran di Seoul. Pertama, menurutnya harus menyiapkan mental, sebab customer Korea sangat kritis terhadap makanan yang disajikan. Selain itu tuntutan pajak bagi pengusaha juga sangat besar, ditambah lagi biaya hidup yang cukup tinggi di Seoul.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement