Sabtu 25 Jan 2025 06:00 WIB

BNI Seoul, Jembatan Ekonomi Indonesia-Korsel

Meski baru delapan tahun berdiri, aset BNI Seoul sudah mencapai 500 juta dolar AS.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) cabang Seoul tetap menunjukkan komitmennya sebagai satu-satunya bank Indonesia dengan lisensi penuh, melayani diaspora Indonesia di Korea Selatan (Korsel).
Foto: Surya Dinata/Republika
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) cabang Seoul tetap menunjukkan komitmennya sebagai satu-satunya bank Indonesia dengan lisensi penuh, melayani diaspora Indonesia di Korea Selatan (Korsel).

REPUBLIKA.CO.ID, Delapan tahun masih terbilang muda sebagai kantor cabang luar negeri. Namun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) cabang Seoul tetap menunjukkan komitmennya sebagai satu-satunya bank Indonesia dengan lisensi penuh, melayani diaspora Indonesia di Korea Selatan (Korsel).

Tak hanya diaspora, BNI menjadi jembatan bagi hubungan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Korea Selatan. BNI bahkan menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang ditunjuk khusus oleh Bank of Korea sebagai Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Bank ACCD ini memfasilitasi layanan Local Currency Transaction (LCT) antara Indonesia dan Korsel.

Baca Juga

Beberapa waktu lalu, Republika berkesempatan untuk berbincang langsung dengan General Manager BNI Seoul, Edy Pramono, di kantor BNI kawasan Sejong-daero, Jung District, Seoul, Korsel. Berikut hasil wawancaranya: 

Bagaimana BNI Seoul melihat potensi kerja sama Indonesia-Korea Selatan?

BNI Seoul sudah delapan tahun, namun efektif berdiri itu baru lima tahun karena tiga tahunnya pandemi. Untuk cabang luar negeri terbilang masih muda di antara cabang luar negeri BNI lain. Sementara untuk cabang yang memiliki layanan lisensi penuh, paling muda ya BNI Seoul. Tapi meski muda, kalau dilihat potensinya di sini ada, itu kenapa BNI hadir di Seoul.

Hubungan ekonomi Indonesia dan Korsel, semakin lama semakin erat. Baik di bidang perdagangan maupun dari sisi investasi. Terbaru hubungan Indonesia-Korsel itu kerja sama atau perjanjian Indonesia-Korea Comprehensive Economy Partnership Agreement (IK-CEPA). IK-CEPA ini adalah kerja sama bilateral perdagangan antara Indonesia dan Korsel yang fokusnya itu adalah bagaimana meningkatkan perdagangan antara Korsel dan Indonesia.

Cara dengan difasilitasi pengurangan tarif, misalnya Indonesia sebagai pengekspor ubi, seharusnya dikenakan tarif pajak tarif impor berapa persen, tapi karena kita sudah ada kerja sama IK-CEPA dikurangi tarifnya, hingga sampai 2 persen. 

Secara volume perdagangan Indonesia-Korsel itu sangat tinggi. Selain itu juga kalau kita lihat dari sisi Foreign Direct Investment (FDI) Korsel, saat ini berada di peringkat ke-5 sampai ke-7. Bahkan dalam lima tahun terakhir, Korsel masuk dalam Top 10 FDI ke Indonesia.

Apa saja kerja sama yang sudah terjalin?

photo
General Manager BNI Seoul, Edy Pramono, di kantor BNI kawasan Sejong-daero, Jung District, Seoul, Korsel. - (Surya Dinata/Republika)

Mungkin sudah banyak kenal dengan merek-merek Korea seperti otomotif, elektronik atau bahkan saat ini yang lagi hype ya mobil listrik. Salah satu top of mind mereknya itu adalah produsen mobil dari Korea Selatan.

Untuk oil and gas juga, Korea salah satu tujuan ekspor Indonesia. Jadi BNI di sini hadir memfasilitasi transaksi kedua negara. BNI sebagai salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia hadir di sini untuk memfasilitasi perdagangan antara kedua belah pihak (Indonesia-Korsel).

Terlebih dengan adanya kesepakatan LCT yang baru saja diluncurkan dan efektif di akhir September 2024. Jadi Local Currency Transaction itu adalah kerja sama antara Bank Indonesia (BI) dengan Bank of Korea, kedua bank sentral ini menyepakati proses pembayaran transaksi perdagangan, remitansi, investasi kedua belah negara bisa dilakukan secara direct settlement, yakni menggunakan mata uang lokal yaitu Korean Won dan Indonesian Rupiah. 

Ceritakan bagaimana BNI berperan dalam LCT Indonesia-Korsel?

Sebelumnya, kerja sama Indonesia dengan Korsel dilakukan menggunakan mata uang dolar AS. Korean Won ke Dolar AS terus Dolar AS ke Rupiah. Nah, saat ini dengan adanya LCT ini tidak perlu lagi. Transaksi atau kerja sama bisnis dapat dilakukan langsung dengan mata uang masing-masing negara. Jadi itu akan lebih efisien. Terus juga mengurangi risiko volatility.

Beruntungnya BNI Seoul ditunjuk sebagai salah satu Bank ACCD. BNI ditunjuk oleh Bank of Korea untuk menjadi Bank ACCD yang melayani transaksi LCT Indonesia-Korsel. Dari tujuh bank yang ditunjuk, lima bank merupakan bank lokal dan duanya bank asing. BNI salah satu bank asing terpilih, dan satu-satunya bank dari Indonesia.

Sebagai satu-satunya bank dengan lisensi penuh di Seoul, apa yang saat ini menjadi fokus BNI Seoul?

photo
Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan mengaku sangat terbantu dengan kehadiran layanan perbankan BNI. - (Gita Amanda/Republika)

Sebenarnya BNI ada dua fokus bisnis di Korsel. Pertama adalah segmen korporasi. Seperti kita tahu korporasi di Korea Selatan ini cukup banyak dan besar-besar. Siapa yang tidak tahu perusahaan besar seperti LG, Samsung, dan sebagainya. Tentu saja mereka punya bisnis di Indonesia. Nah, itu kita support. Kita sering bekerja sama dengan stakeholder di sini salah satunya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul.

Untuk korporasi di BNI pusat sudah ada departemen khusus yang menangani perusahaan global. Mereka membantu memfasilitasi perusahaan global yang mau membuka usaha atau bisnis di Indonesia.  

Kedua yang menjadi fokus BNI Seoul adalah UMKM dan diaspora. Tidak hanya UMKM seperti restoran di Korsel, tapi BNI juga membantu UMKM di Indonesia yang ingin masuk ke pasar luar negeri, khususnya Korsel.

BNI punya namanya program Xpora, singkatan dari ekspor dan diaspora, Xpora itu semacam hub untuk memberdayakan UMKM di Indonesia, agar bisa meningkatkan standar untuk jadi eksportir andal.

Ada tiga fokus di Xpora. Pertama go productive, di sini BNI memberikan literasi bagaimana proses ekspor, seperti apa ekspor. Kita adakan seminar, kelas edukasi ke UMKM yang ada di Indonesia. Termasuk bantu dari sisi belajar financial, belajar akutansi hingga pemasaran.

Setelah itu ke tahap berikutnya, go digital. UMKM mungkin masih belum aware dengan layanan finansial yang sifatnya digital. BNI perkenalkan ke mereka, dan tawarkan untuk menggunakan produk digital. Supaya transaksi keuangan bisa lebih terpantau.

Awarenessnya kita bangun, dari go productive, go digital, memahami trend. Nah, yang terakhir Itu kita nggak hanya bantu dalam peningkatan kapasitas, tapi juga bagaimana mereka masuk ke pasar.

Contohnya, setiap tahun itu BNI Seoul rutin berpartisipasi di workshop atau pameran di Korsel. Kebanyakan pameran-pameran di sini skalanya internasional. BNI ajak UMKM untuk buka showcase di sini. Difasilitasi stand untuk nasabah UMKM mempromosikan produknya.

Di pameran, biasanya nasabah UMKM akan dipertemukan dengan buyer-nya. Buyer ini nggak hanya dari Korsel, bisa juga dari negara-negara lain. Ketika mereka melihat produk binaan BNI atau UMKMnya BNI bagus, sudah mulai terstandarisasi, sudah ada mutunya. Mereka sudah lebih yakin. Dan akhirnya mereka bisa melakukan business matching.

Layanan unggulan apa yang dimiliki BNI Seoul?

photo
Diaspora Loan BNI bantu para pengusaha Indonesia di Korea Selatan mengembangkan usahanya. - (Surya Dinata/Republika)

Saat ini total diaspora Indonesia hampir sekitar 61 ribu, dimana 80 persennya itu adalah migrant worker. Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini kebanyakan di sektor manufaktur dan perikanan. Jadi sisanya ada pelajar dan ekspatriat atau profesional. BNI hadir untuk bisa memfasilitasi semua diaspora Indonesia di Korsel.

Di sektor manufaktur misalnya, PMI kan punya keluarga di Indonesia yang perlu dikirimi uang. BNI juga punya aplikasi mobile banking yang bisa digunakan nasabah. Bahkan dengan kartu lokal bisa mengakses mobile banking BNI. Nggak perlu ganti bisa pakai operator Indonesia. BNI kini juga menghadirkan Wondr. Wondr sudah bisa digunakan di sini. 

Selain PMI, ada beberapa diaspora Indonesia di sini juga mereka punya restoran atau mereka punya usaha bisnis. Nah, BNI juga punya program untuk membantu usaha diaspora, namanya Diaspora Loan.

Diaspora Loan itu pinjaman mudah dalam mata uang lokal. BNI kasih pinjaman untuk mengembangkan bisnisnya mereka di sini. Dan Alhamdulillah, BNI punya debitor cukup maju. Tadinya cuma punya satu restoran, sekarang sudah bisa buka restoran lagi di tempat lain di Seoul.

Apa tantangan yang dihadapi BNI Seoul dan target ke depannya?

photo
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) cabang Seoul menunjukkan komitmennya sebagai satu-satunya bank Indonesia dengan lisensi penuh, melayani diaspora Indonesia di Korea Selatan (Korsel). - (Surya Dinata/Republika)

Kita baru delapan tahun, artinya banyak hal yang masih perlu di-upgrade. Karena kita ibaratnya beroperasi atau berbisnis di negara yang lebih maju. Dengan regulasi yang lebih ketat, juga market yang lebih mature. Artinya kita harus adaptif harus ikutin, dari segi regulasi, dari sisi mereka berbisnis.

Di Korea ini mereka slogannya "pali-pali" artinya dalam bahasa Indonesia itu "cepat-cepat".  Nggak ada tuh yang telat, molor dan sebagainya. Sementara kita kan "alon-alon asal kelakon". Perbedaan culture ini juga jadi tantangan. Tapi saya yakin kami bisa adaptif.

Kemudian, soal digitalisasi. Penetrasi internet di Korea Selatan itu tinggi banget. Hampir 80-90 persen di Korsel sudah melek internet, pengunaan mobile banking di sini 80 persen.

Untungnya BNI juga sudah ke arah sana. BNI dua tahun terakhir sudah bertransformasi digital dengan sangat pesat. Kita baru saja launch superapps Wondr. Jadi saya yakin BNI nggak kalah dengan bank lokal di Korea.

Target tahun depan BNI mau launch layanan digital kita, e-channel BNI. Kita sudah dapat perizinan dari regulator lokal. Nanti nasabah bisa menggunakan layanan seperti di Indonesia. Itu akan membangun image BNI sebagai bank internasional.

Sebagai bank yang baru berdiri delapan tahun, kinerja BNI juga cukup baik. BNI sudah punya aset kurang lebih 500 juta dolar AS. Ini cukup besar sebagai bank yang baru berdiri dan kita harapkan terus tumbuh.

Ke depan BNI juga berharap bisa menjadi bank transaksional. Karena backbonenya Korea itu ekspor-impor, jadi sebagai bank Indonesia terbesar di Seoul, BNI harus bisa memfasilitasi kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement