REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India merespons positif undangan Presiden RI Prabowo Subianto kepada perusahaan-perusahaan India untuk berinvestasi di sektor infrastruktur. Menteri Urusan Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar di New Delhi, Ahad (26/1/2025), menyatakan potensi kerja sama yang berpeluang untuk ditindaklanjuti adalah infrastruktur pelabuhan dan bandara.
"Kemungkinannya adalah pada infrastruktur pelabuhan dan bandara, karena India memiliki perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis infrastruktur itu," kata Subrahmanyam Jaishankar saat sesi wawancara bersama perwakilan 17 media dari Indonesia.
Berdasarkan catatan, sejumlah perusahaan India mulai melirik investasi ke Indonesia sejak 2018. Pelaku usaha tersebut bergerak di bidang infrastruktur pelabuhan, lapangan udara, tenaga listrik, manajemen sumber daya air, dan teknologi informasi.
Saat itu pelaku industri India berminat untuk menggarap infrastruktur bandara di Indonesia, seperti Bandara Internasional Silangit di Danau Toba, Labuan Bajo, Batam, Bangka Belitung dan Yogyakarta. Namun, rencana itu belum terwujud, bahkan Bandara Silangit statusnya sebagai bandara internasional sudah dicabut.
Subrahmanyam Jaishankar optimistis akan masa depan hubungan kerja sama perdagangan kedua negara tersebut. Ia mengatakan nilai perdagangan India - Indonesia terus tumbuh sekitar 6 juta dolar AS per tahun. Dalam pandangannya, upaya Presiden Prabowo untuk memperkuat kerja sama bilateral kedua negara akan berjalan mulus karena memiliki kesamaan pemahaman dengan PM India Narendra Modi tentang berbagai tantangan global yang dihadapi.
"Impresi saya melihat keduanya (Prabowo-Modi) bisa sangat mengalir saat berdiskusi di berbagai hal, misalkan isu politik global," ujarnya.
Pernyataan Menlu India tersebut bagai gayung bersambut atas pernyataan Presiden Prabowo dihadapan PM India Shri Narendra Modi di New Delhi, Sabtu (25/1/2025). Prabowo pada kesempatan tersebut mengundang pelaku industri dari India untuk berinvestasi di sektor infrastruktur.
"Kami membuka ekonomi kami untuk investasi dan partisipasi di bidang infrastruktur dan kami mengundang kelompok-kelompok (industri) India untuk mengambil bagian dalam program infrastruktur Indonesia di semua bidang," kata Prabowo.
Presiden berkomitmen untuk mempercepat kerja sama bilateral Indonesia-India, khususnya di sektor investasi dan teknologi, dengan upaya memangkas birokrasi yang menghambat alur investasi. Selain itu, Presiden Prabowo juga telah memberikan arahan kepada seluruh jajarannya untuk meningkatkan dan memajukan kemitraan ekonomi dengan India demi kepentingan kemitraan strategis jangka panjang yang telah disepakati.