Senin 27 Jan 2025 07:39 WIB

Hamas: Israel Halangi Pengungsi Palestina Pulang ke Gaza Utara

Zionis secara terang-terangan telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Foto udara yang diambil oleh pesawat nirawak menunjukkan warga Palestina yang mengungsi berkumpul dengan barang-barang mereka di dekat blokade jalan di Jalan Al Rashid, saat mereka menunggu untuk kembali ke rumah mereka di bagian utara Jalur Gaza, Minggu, 26 Januari 2025, beberapa hari setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku.
Foto: AP Photo/Mohammad Abu Samra
Foto udara yang diambil oleh pesawat nirawak menunjukkan warga Palestina yang mengungsi berkumpul dengan barang-barang mereka di dekat blokade jalan di Jalan Al Rashid, saat mereka menunggu untuk kembali ke rumah mereka di bagian utara Jalur Gaza, Minggu, 26 Januari 2025, beberapa hari setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, melaporkan bahwa Israel telah menghalangi upaya pemulangan pengungsi Palestina ke Jalur Gaza bagian utara. Mereka menilai rezim Zionis secara terang-terangan telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang diberlakukan pekan lalu.

Dalam wawancara dengan jaringan TV Al Araby pada Ahad (26/1/2025), juru bicara Hamas, Hazem Qassem, bahwa Israel telah menghalangi kepulangan pengungsi Palestina ke Gaza utara, meski Hamas telah memberi tahu para mediator bahwa Arbel Yehud, perempuan Israel yang ditawan kelompok itu, masih hidup.

Baca Juga

Hazem mendesak para mediator gencatan senjata, yaitu Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, untuk menekan Israel agar memfasilitasi pemulangan para pengungsi ke tempat asal mereka.

Sebelumnya pada Sabtu (25/1), kantor pemimpin Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pengungsi Palestina dilarang kembali ke di Gaza utara sampai Yehud dibebaskan.

Seorang sumber yang dekat dengan Hamas memberi tahu stasiun TV Al Jazeera Qatar bahwa kelompok itu telah menyampaikan kepada mediator bahwa Yehud akan dibebaskan pada Sabtu depan.

Israel mengeklaim Yehud adalah warga sipil, tetapi seorang sumber di Kelompok Jihad Islam Palestina mengatakan bahwa dia adalah polisi yang dilatih dalam program ruang angkasa militer Israel dan ditahan oleh sayap militer Hamas, Brigade Al Quds.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement