Senin 27 Jan 2025 10:25 WIB

Yordania Tegas Tolak Rencana Donald Trump Pindahkan Warga Gaza

Trump meminta negara-negara Arab menerima lebih banyak warga Palestina.

Rep: Antara/IRNA-OANA/ Red: Qommarria Rostanti
Foto udara yang diambil oleh pesawat nirawak menunjukkan warga Palestina yang mengungsi berkumpul dengan barang-barang mereka di dekat blokade jalan di Jalan Al Rashid, saat mereka menunggu untuk kembali ke rumah mereka di bagian utara Jalur Gaza, Minggu, 26 Januari 2025, beberapa hari setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku.
Foto: AP Photo/Mohammad Abu Samra
Foto udara yang diambil oleh pesawat nirawak menunjukkan warga Palestina yang mengungsi berkumpul dengan barang-barang mereka di dekat blokade jalan di Jalan Al Rashid, saat mereka menunggu untuk kembali ke rumah mereka di bagian utara Jalur Gaza, Minggu, 26 Januari 2025, beberapa hari setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Yordania menentang pemindahan warga Palestina dari Jalur Gaza yang disuarakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada negara-negara Arab. Trump meminta negara-negara Arab menerima lebih banyak warga dari wilayah kantong Palestina yang menjadi korban perang genosida Israel yang didukung pemerintahan Joe Biden itu.

Sikap Yordania terhadap pemindahan warga Palestina dari Gaza itu tetap "tegas dan tak tergoyahkan", kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi kepada wartawan, Ahad (26/1/2025), sebagaimana diberitakan Reuters. Menlu Yordania itu juga membagikan sebuah unggahan di X, yang menegaskan kembali dukungan negaranya terhadap kesepakatan gencatan senjata Gaza. Dia menekankan perlunya implementasi penuh dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke semua bagian Jalur Gaza.

Baca Juga

"Fakta yang sudah terbentuk kuat adalah bahwa Yordania melindungi kepentingan, prinsip, dan warga negaranya," kata dia lebih lanjut dalam unggahannya.

Pada Sabtu (25/1/2025), Presiden Trump mengatakan kepada wartawan di Air Force One bahwa Yordania, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya harus menerima lebih banyak warga Palestina dari Jalur Gaza untuk "membersihkan" wilayah itu. Trump mengatakan dia telah menelepon Raja Yordania Abdullah II pada hari yang sama dan akan berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi pada Ahad (26/1/2025). Kelompok Palestina menentang rencana Trump itu, dengan mengatakan bahwa segala upaya pemindahan paksa warga Palestina akan digagalkan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement