Senin 27 Jan 2025 13:45 WIB

Wamenkomdigi Jamin Pemerintah Terbuka Soal Regulasi Medsos

Keluhan masyarakat tentang semakin banyak anak-anak yang kecanduan gawai.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria.
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) bersama pemangku kepentingan sedang menyusun pengaturan mengenai media sosial (medsos) agar lebih ramah untuk anak-anak Indonesia. Wamenkomdigi Nezar Patria mengatakan, pemerintah melibatkan semua pihak terkait untuk memberikan masukan terhadap regulasi tersebut.

"Jadi semua stakeholders dan semua pihak yang terlibat itu coba kita dengar dulu ini identifikasi masalahnya apa sebetulnya. Kan enggak main latah langsung membatasi seperti itu," kata Nezar dalam keterangan pers di Jakarta pada Senin (27/1/2025).

Baca Juga

Nezar menyampaikan, penyusunan regulasi dilatarbelakangan adanya aduan dan keluhan dari masyarakat mengenai semakin banyak anak-anak yang kecanduan gawai. Belum lagi, anak-anak mengakses konten-konten yang tidak sesuai usia.

"Ini bukan ide dari Komdigi sendiri, tapi ini berdasarkan aduan. Juga concern banyak kasus, kita baca berita kan begitu banyak, dan orang tua pada resah, terutama anak-anak yang kecanduan dengan gadget, dengan platform media sosial, game, dan lain sebagai macamnya," ucap Nezar.

Menurut Nezar, anak-anak yang mengakses konten tidak sesuai dengan usia berisiko mengganggu kesehatan mentalnya. Meskipun demikian, ia tidak menampik, ada banyak dampak positif seperti memperluas jaringan pertemanan dan menambah ilmu.

"Media sosial ini kan juga banyak aspek positifnya ya dan positifnya saya kira jauh lebih banyak ketimbang negatifnya," ucap Nezar.

Oleh karena itu, Pemerintah saat ini tengah berdiskusi dengan para pemangku kepentingan untuk membahas hal-hal yang perlu diatur dalam regulasi tersebut.

“Diantaranya para guru, orang tua, platform media sosial, organisasi pemerhati perempuan dan anak, akademisi, dan ahli psikologi,” ucap Nezar.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharapkan pemerintah segera membuat peraturan terkait pembatasan media sosial (medsos) untuk anak-anak, seperti yang sudah dilakukan di beberapa negara.

"Tentang pembatasan media sosial karena dampaknya sedemikian rupa dan negara tetangga kita sudah memberikan batasan, seperti Australia untuk usia 16 tahun. Pemerintah diharapkan oleh MUI segera membuat peraturan yang entah nanti seperti apa, apakah sama persis meniru seperti Australia atau tidak," ujar Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI KH Masduki Baidlowi ketika ditemui usai Musyawarah Kerja Nasional (Murkenas) ke-4 MUI di Jakarta, Kamis (19/12/2024). Rizky Suryarandika. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. At-Tahrim ayat 8)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement