Kamis 30 Jan 2025 10:27 WIB

TNI AL Resmi Menerima KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-321

KSAL Laksamana Muhammad Ali menerima kapal produksi Italia, Fincantieri.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
TNI Angkatan Laut pada Rabu (29/1/2025), resmi menerima dua unit kapal baru buatan perusahaan kapal dari Italia, Fincantieri.
Foto: Dok Dispenal
TNI Angkatan Laut pada Rabu (29/1/2025), resmi menerima dua unit kapal baru buatan perusahaan kapal dari Italia, Fincantieri.

REPUBLIKA.CO.ID, MUGGIANO -- TNI Angkatan Laut pada Rabu (29/1/2025), resmi menerima dua unit kapal baru buatan perusahaan kapal dari Italia, Fincantieri. Dua kapal perang tersebut akan digunakan untuk memperkuat pertahanan wilayah laut Indonesia.

Dalam siaran pers Dispenal di Jakarta, Kamis (20/1/2025), dijelaskan dua kapal jenis Offshore Patrol Vessels/Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) tersebut sudah diberi nama oleh TNI AL. Masing-masing adalah KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-321.

Baca Juga

"Nama-nama yang dipilih tersebut merupakan simbol harapan, doa, dan tekad untuk menegakkan kedaulatan dan kehormatan bangsa di seluruh lautan dunia," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali saat memberikan kata sambutan di galangan kapal Fincantieri Muggiano, Italia, Rabu.

Dua kapal produksi Italia tersebut memiliki spesifikasi panjang 143 meter, lebar 16,5 meter, draf 5,2 meter, kecepatan maksimum 32 knot dengan pendorongan combine diesel, electric dan gas turbin. Selain itu, senjata yang dimiliki, yaitu SAM 16 VL Sistem, SSM 8 Teseo Mk-2E, meriam 127 mm, meriam 76 mm, dan torpedo.

Ali menjelaskan, kehadiran dua kapal dari Italia itu nantinya tidak hanya menjadi bagian dari armada TNI AL, tetapi juga tonggak penting dalam modernisasi alutsista di Indonesia. Kedua kapal terbesar yang dimiliki TNI AL tersebut akan dikerahkan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement