Kamis 30 Jan 2025 11:59 WIB

Mentan: Produksi Padi Naik 50 Persen di Awal Tahun

Proyeksi peningkatan produksi padi juga berdampak positif terhadap serapan gabah.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers usai penandatanganan nota kesepahaman bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman di kantor Kementan, Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers usai penandatanganan nota kesepahaman bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman di kantor Kementan, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman optimistis dengan peningkatan produksi padi pada kuartal I 2025. Amran menyampaikan keyakinannya didasarkan pada data proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS).

"(Prediksi) roduksi Januari, Februari, Maret 2025, sesuai data BPS, juga sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden, itu naik dibanding tahun lalu," ujar Amran saat konferensi pers usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di kantor kantor Kementan, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Baca Juga

Amran menyampaikan produksi padi pada Januari 2025 diproyeksi naik 50 persen dibandingkan Januari 2024, tumbuh 49 persen pada Februari 2025, dan 51 persen pada Maret 2025. Amran mengatakan proyeksi peningkatan produksi selama tiga bulan berturut-turut merupakan hal yang menggembirakan.

"Tiga bulan berturut-turut, semoga nanti April juga baik. Itu angka sementara," ucap Amran.

Amran menyampaikan proyeksi peningkatan produksi padi juga berdampak positif terhadap serapan gabah. Amran mengatakan mayoritas wilayah di Indonesia telah menerapkan harga gabah di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kg.

"Fakta lapangan hari ini, 70 persen provinsi seluruh Indonesia, harga gabah di bawah HPP, Rp 6.500 per kg yang telah ditetapkan oleh Bapak Presiden," lanjut Amran.

Amran menyebut hal ini menunjukkan sinkronisasi data BPS dengan fakta yang terjadi di lapangan bahwa peningkatan produksi sejalan dengan penurunan harga gabah. Selain itu, Amran mengatakan peningkatan produksi padi berujung pada penurunan harga beras.

"Harga beras rata-rata di Januari, Februari 2024 itu Rp 15 ribu per kg, bahkan antre belinya dan dijatah waktu itu. Sekarang Rp 12 ribu per kg. Jadi sudah dua fakta lapangan menunjukkan bahwa linier angka BPS yang diberikan. InsyaAllah ke depan kita kolaborasi dan lakukan yang terbaik sebagaimana arahan Bapak Presiden, kita harus swasembada dalam waktu sesingkat-singkatnya," kata Amran.

Muhammad Nursyamsi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement