Kamis 30 Jan 2025 17:46 WIB

Sistem Perhakiman MTQ Indonesia Jadi Contoh Sejumlah Negara

Sistem perhakiman MTQ Indonesia sangat detail.

Peserta dari berbagai negara menghadiri acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional Ke-IV 2025 di Jakarta, Rabu (29/1/2025). Kegiatan internasional MTQ tersebut diikuti oleh Sebanyak 60 peserta dari 38 negara yang berlangsung hingga 2 Februari mendatang di Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Peserta dari berbagai negara menghadiri acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional Ke-IV 2025 di Jakarta, Rabu (29/1/2025). Kegiatan internasional MTQ tersebut diikuti oleh Sebanyak 60 peserta dari 38 negara yang berlangsung hingga 2 Februari mendatang di Grand Sahid Jaya, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Said Aqil Husin mengatakan sistem perhakiman MTQ di Indonesia telah dicontoh oleh sejumlah negara, seperti Iran, Irak, hingga Malaysia dalam proses penilaiannya.

"Saya selalu menjadi narasumber di Iran, di Irak, bahkan di Malaysia. Itu sistem perhakimannya sudah mengikuti kita. Kenapa? Karena kita mempunyai sistem perhakiman yang begitu detail," ujar Said Agil di Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Baca Juga

Said Agil mengatakan salah satu faktor yang menjadikan sistem perhakiman Indonesia begitu dihormati adalah tingkat kedetailan yang dimilikinya.

Menurut dia, pemilihan peserta terbaik dalam MTQ Indonesia tidak hanya bergantung pada apa yang didengar, tetapi harus didasari dengan ilmu pengetahuan yang mendalam.

"Jadi, dari situ bisa terdeteksi keahlian dari seorang hakim itu untuk bisa memberikan penilaian dari apa yang dibaca. Kenapa? Karena Alquran itu memang luar biasa," kata dia.

Salah satu aspek yang membedakan sistem perhakiman Indonesia adalah kemampuan untuk menilai penghayatan dalam membaca Alquran.

Said Agil juga mengungkapkan Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang menerapkan ilmu Tadabur dalam sistem perhakiman MTQ.

"Alquran dibaca juga harus ada aturan mainnya. Nah, semua disiplin ilmu terkait itu sudah di situ. Contoh saja, penghayatan. Bagaimana cara seorang hakim tahu antara satu qari membaca ada yang penghayatannya memang kelihatan, ada yang tidak. Itu semuanya bisa terdeteksi," kata dia.

Indonesia kembali menggelar MTQ tingkat internasional yang berlangsung di Jakarta pada 28 Januari hingga 2 Februari 2025. Penyelenggaraan MTQ Internasional di Indonesia ini menjadi yang keempat kali setelah sebelumnya digelar pada 2003, 2013, dan 2015.

MTQ Internasional ke-4 mengusung tema “Al-Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony”. Tema tersebut menitikberatkan pada peran Alquran dalam menjaga lingkungan, membangun nilai kemanusiaan, serta menciptakan harmoni global.

Dua cabang lomba utama yang dipertandingkan adalah Tilawah dan Tahfiz Al Quran. Dari 187 negara yang mengikuti tahap pra-kualifikasi pada 2023, sebanyak 60 peserta dari empat benua lolos ke babak grand final. Delegasi itu terdiri atas 17 peserta Tilawah Putra, tujuh peserta Tilawah Putri, 19 peserta Tahfiz Putra, dan 17 peserta Tahfiz Putri.

Ajang ini akan dinilai oleh 22 dewan hakim yang berkompeten dan berstandar internasional. Sebanyak 15 berasal dari Indonesia, sementara tujuh dewan hakim lainnya berasal dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement