REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembiayaan hijau. Hingga kuartal III 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan BRI mencapai Rp 764,8 triliun atau 61,9 persen dari total kredit yang disalurkan. Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan, pendekatan bank terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dimulai dari tata kelola (governance) yang kuat.
"Kalau dikaitkan dengan pembiayaan hijau, saya kira yang paling penting sebenarnya ESG ini adalah kita harus mulai dengan governance-nya," ujarnya selepas acara BRI Microfinance Outlook 2025 di ICE BSD City, Kamis (30/1/2025).
Sunarso menjelaskan, tanpa tata kelola yang baik, implementasi ESG dapat menjadi tidak terukur dan sulit dievaluasi. Oleh karena itu, BRI telah membentuk Komite ESG yang beranggotakan Direksi, Kepala Divisi, hingga Dewan Komisaris, serta mendirikan divisi khusus yang menangani ESG. Divisi ini bertugas merancang strategi, operasional, pemantauan, pelaporan, serta evaluasi ESG di BRI.
Sunarso juga menegaskan, dalam hal pembiayaan hijau, porsi kredit BRI di sektor bahan bakar fosil sangat kecil dibandingkan dengan total portofolio kredit bank. "Jadi kami memang punya portofolio kredit kepada misalnya pembiayaan bahan bakar fosil. Tapi kecil sekali porsinya dibandingkan dengan total portofolio kredit BRI," tegasnya.
Sebaliknya, BRI berfokus pada sektor yang mendukung energi terbarukan, seperti industri kelapa sawit yang dapat menggantikan bahan bakar fosil dengan biofuel. "Kalau saya bilang palm oil green. Kenapa? Karena dia akan mensubstitusi petrofuel menjadi biofuel. Jadi lebih sustain. Lebih renewable gitu," jelas Sunarso.
Selain aspek lingkungan, BRI juga memiliki portofolio sosial yang besar, dengan sekitar 82 persen kreditnya disalurkan kepada UMKM. "Karena kami tidak hanya create profit, tapi kami create social value," tambahnya.