REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para saudaranya ingin melenyapkan Yusuf untuk selama-lamanya. Pertemuan tertutup pun digelar.
Salah seorang dari mereka mengusulkan agar Yusuf dibunuh saja. Akan tetapi, Benyamin---saudara seibu Yusuf---yang turut dalam persengkongkolan ini mencegahnya.
Alih-alih demikian, Benyamin menyarankan agar saudara kandungnya itu diceburkan saja ke dalam sumur yang jauh dari tempat tinggal mereka. Harapannya, Yusuf tetap selamat meskipun benar-benar tak akan kembali menemui ayahnya. Kafilah akan dapat menemukan Yusuf dan menjualnya sebagai budak.
Mereka menyepakati usulan itu. Beberapa hari kemudian, mereka berpamitan kepada Nabi Yakub untuk mengajak Yusuf pergi bermain. Ayahnya sebenarnya sudah menarih kecurigaan serta sangat berkeberatan. Akan tetapi, ia akhirnya merelakan kepergian Yusuf bersama saudara-saudaranya itu.
Di lokasi yang telah ditentukan, rencana itu dilaksanakan. Usai menceburkan Yusuf ke dalam sumur, mereka melumuri baju yang semula dipakai oleh anak Rachel itu dengan darah palsu dari seekor hewan buruan. Pada petang hari, mereka pulang membawa baju itu dan menemui ayah mereka sambil menangis. Sembari menyerahkan baju berlumuran darah itu, mereka pun mengatakan, Yusuf telah mati dimangsa serigala.
Kesehatan menurun
Usai menerima baju itu, Nabi Yakub AS menemukan berbagai kejanggalan. Ia meyakini, semua ini hanyalah tipu daya anak-anaknya. Bagaimanapun, pada faktanya kini Yusuf tak kembali pulang. Betapa sedih hatinya atas kehilangan anak kesayangannya itu. Tiap hari dia kerap menangis. Bahkan, kedua mata Nabi Yakub pun akhirnya menjadi buta.
Sementara itu, Yusuf diselamatkan oleh musafir yang singgah di dekat sumur itu. Pemuda itu lalu dijual dan akhirnya menjadi anak angkat seorang pembesar di Mesir. Ringkas cerita, Yusuf sudah menjadi menteri di Mesir. Pada suatu saat, kemarau panjang menerpa negeri tempat tinggal keluarga Nabi Ya’kub. Bahkan, penduduk setempat menderita kelangkaan pangan.
Saudara-saudaranya yang dahulu membuang Yusuf datang ke Mesir untuk minta bantuan. Usai menyiapkan kebutuhan bagi saudara-saudaranya, Yusuf berpesan, mereka tidak akan mendapat jatah pangan lagi andaikata tidak datang bersama saudara mereka, yakni Benyamin. Mendengar itu, mereka terkejut. Bagaimana mungkin seorang menteri Mesir tahu ada salah seorang dari mereka yang tidak ikut datang? Namun, keheranan itu tidak berarti apa-apa.
View this post on Instagram
Beberapa lama kemudian, mereka kembali ke Mesir sambil membawa serta Benyamin, seperti pesan Yusuf. Ketika saudara-saudara Yusuf kembali ke rumah ayah mereka di Palestina, Benyamin tidak ikut bersama mereka karena ditahan di Mesir. Penyebabnya, saudara kandung Yusuf itu diduga mencuri penakar gandum berbahan emas milik kerajaan.