Jumat 31 Jan 2025 16:33 WIB

Mengapa Para Polisi Terlibat Kasus Konser DWP Belum Diproses Pidana? Ini Kata Kadiv Propam

Terdapat 35 polisi yang telah menjalani sidang etik terkait kasus DWP.

Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim menyampaikan perkembangan penanganan kasus pemerasan di konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.
Foto: Dok Ipol.Id
Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim menyampaikan perkembangan penanganan kasus pemerasan di konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah polisi yang terbukti melakukan pemerasan terhadap penonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024telah menjalani sidang etik dan dijatuhi sanksi, namun belum diproses pidana. Kepala Divisi Propam Polri Irjen Pol. Abdul Karim mengatakan bahwa proses pidana terhadap para personel yang terlibat dalam kasus DWP 2024, menunggu tahapan sidang etik selesai.

“Itu masih proses sidang. Kan belum selesai. Kita lihat perkembangan sidang etik,” ujar Abdul Karim, di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Baca Juga

Dirinya menegaskan bahwa kepolisian tidak akan memberikan toleransi terhadap personel-personel yang melanggar. Sementara itu, Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam mengatakan bahwa sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) kasus DWP 2024 telah berakhir pada Jumat, 24 Januari 2025.

Anam mengatakan total jumlah personel yang menjalani sidang adalah sebanyak 35 orang, yang mana tiga di antaranya dijatuhi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH), sedangkan personel-personel lainnya diberikan sanksi demosi 3–8 tahun.

“Secara keseluruhan, dominan mereka mengajukan banding,” ucapnya.

Dengan berakhirnya sidang KKEP, maka proses penegakan hukum akan dilanjutkan dengan sidang banding. Anam pun mengusulkan agar proses pidana para personel berjalan secara simultan dengan sidang banding.

Dirinya memandang bahwa dalam sidang KKEP, telah ditemukan unsur-unsur yang diduga perbuatan pidana sehingga bisa langsung dilanjutkan ke proses pidana tanpa perlu menunggu sidang banding.

“Menurut kami, tidak perlu menunggu sidang banding. Bisa secara simultan proses pemidanaannya. Jadi, proses pidananya jalan, proses banding etiknya jalan,” katanya.

Diketahui, 35 personel menjalani sidang pelanggaran etik karena terlibat dalam kasus dugaan pemerasan terhadap penonton yang merupakan warga negara asing (WNA) Malaysia dan warga negara Indonesia di gelaran DWP 2024 pada 13–15 Desember 2024. 

Dari 35 personel tersebut, tiga di antaranya dijatuhi sanksi administratif berupa PTDH atau pemecatan. Mereka adalah Kombes Pol. Donald Parlaungan Simanjuntak selaku Dirnarkoba Polda Metro Jaya, AKBP Malvino Edward Yusticia selaku Kasubdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, dan AKP Yudhy Triananta Syaeful selaku Panit 1 Unit 3 Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

Ketiganya telah menyatakan banding atas putusan pemecatan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement