REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepala eksekutif perusahaan-perusahaan global meninggalkan jabatannya dalam jumlah yang capai rekor terbaru di tahun lalu. Perusahaan Penasihat Kepemimpinan Russell Reynolds Associates mengatakan hal ini didorong oleh pengawasan ketat dari investor dan tekanan untuk mengikuti perubahan.

Sekitar 202 CEO meninggalkan jabatannya pada tahun 2024, melampaui rata-rata enam tahun sebanyak 186. Jumlah ini mengalami peningkatan 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, kata Russell Reynolds dalam laporan yang dirilis Selasa (29/1/2025) malam.

Jumlah CEO yang resign dari sektor teknologi paling menonjol dengan jumlah 40 CEO. Sebanyak 50 persen lebih banyak karena pergantian dibandingkan rata-rata enam tahun. Russell Reynolds mulai melacak pergantian CEO pada tahun 2018.

Margot McShane, salah satu pemimpin praktik dewan dan CEO global Russell Reynolds, mengatakan selama pencarian CEO, perusahaan sekarang semakin sering meminta eksekutif yang dapat melaksanakan rencana mereka untuk berubah. Meski seringkali, mereka yang dipilih juga tidak memiliki kejelasan tentang bagaimana mewujudkannya.

"Semakin sulit menjadi seorang CEO, di mana Anda menavigasi wilayah yang belum dipetakan," kata McShane.

Beberapa tekanan ini sangat tinggi di bidang teknologi. Sektor ini mengalami perubahan yang sangat masif karena perkembangan signifikan seperti AI generatif. Investor memainkan peran utama dalam permintaan CEO baru. Mereka menyingkirkan 27 CEO tahun lalu, hampir tiga kali lipat jumlahnya pada tahun 2020, kata perusahaan itu, mengutip data Barclays.

Hanya seperempat dari pengunduran diri petinggi perusahaan tahun 2024 diakibatkan oleh proses suksesi yang direncanakan, yang merupakan rekor lain, kata laporan itu.

"Dewan melihat ke depan, mempersiapkan talenta internal," kata Helle Bank Jorgensen, pendiri perusahaan penasihat korporat Competent Boards.

Ikuti Whatsapp Channel Republika