Sabtu 01 Feb 2025 15:42 WIB

Dibayar Super Mahal, Kontraktor Militer AS ‘Amankan’ Gaza dan Analisa Eks Intelijen Israel

Gaza membutuhkan banyak bantuan untuk pemulihan kehidupan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Warga Palestina membawa barang-barang yang dimilikinya pulang kembali menuju rumah mereka di Jalur Gaza Utara, Senin (27/1/2025). Ribuan warga Palestina untuk pertama kalinya kembali ke rumah mereka di wilayah Gaza Utara yang sebelumnya ditutup oleh Israel.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina membawa barang-barang yang dimilikinya pulang kembali menuju rumah mereka di Jalur Gaza Utara, Senin (27/1/2025). Ribuan warga Palestina untuk pertama kalinya kembali ke rumah mereka di wilayah Gaza Utara yang sebelumnya ditutup oleh Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebuah perusahaan militer asal Amerika Serikat dilibatkan untuk mengamankan Gaza Palestina. Mereka ditugaskan memeriksa kendaraan yang masuk ke Gaza.

Sebuah perusahaan keamanan kecil AS mempekerjakan sekitar 100 mantan prajurit pasukan khusus AS untuk membantu menjaga pos pemeriksaan di Jalur Gaza selama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, kata juru bicara perusahaan dan email yang dilihat oleh Reuters.

Baca Juga

Didirikan pada tahun 2023, UG Solutions adalah perusahaan kecil yang berkantor pusat di Davidson, North Carolina. Upah hariannya mulai dari 1.100 dolar dengan pembayaran di muka sebesar 10.000 dolar, sebagaimana diberitakan Reuters.

Juru bicara yang mengonfirmasi keaslian email tersebut mengatakan mereka akan memantau pos pemeriksaan di persimpangan utama di Gaza. Perusahaan telah mempekerjakan sejumlah personel, yang hadir di pos pemeriksaan. Jumlah kontraktor yang saat ini berada di Gaza tidak disebutkan.

Peran UG Solutions dalam kesepakatan gencatan senjata telah dilaporkan, tetapi email tersebut mengungkapkan rincian yang sebelumnya tidak diketahui, seperti tujuan perekrutan 96 mantan pasukan operasi khusus AS khususnya, serta gaji mereka dan jenis senjata yang akan mereka bawa.

Pengerahan pasukan bersenjata Amerika ke Gaza, di mana Hamas masih menjadi kekuatan yang kuat meskipun telah terjadi perang selama 15 bulan, merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menimbulkan risiko melibatkan Amerika dalam pertempuran di saat pemerintahan Trump sedang berusaha mencegah terjadinya konflik konflik antara Israel dan Palestina. Hamas dan Israel lagi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement