Sabtu 01 Feb 2025 23:51 WIB

Benarkah 20 Persen Anak Indonesia Kehilangan Sosok Ayah? Ini Kata Menteri PPPA

Di sejumlah daerah, ada inisiatif ayah diajak ikut dalam kegiatan anaknya.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi ayah dengan anak.
Foto: Republika/mgrol100
Ilustrasi ayah dengan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) berupaya mempromosikan pola asuh keluarga di mana ayah dan ibu sama-sama berkontribusi dalam pengasuhan anaknya.mMenteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi mengatakan hal itu sebagai respons terhadap pernyataan sebesar 20,9 persen anak Indonesia kehilangan kehadiran sosok ayah, karena berbagai faktor seperti perceraian, kematian, atau tuntutan pekerjaan.

Arifah mengatakan, di sejumlah daerah, ada inisiatif di mana ayah diajak turut serta dalam sejumlah kegiatan anaknya, contohnya mengantarkan ke pos pelayanan terpadu (posyandu), atau mengambil rapor anaknya dan berdiskusi dengan guru. "Jadi ini sedang kami persiapkan kira-kira pola asuh ketersalingan antara suami dan istri dalam mengasuh dan membimbing anak-anak," katanya dalam acara Festival Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (NU) pada Sabtu (1/2/2025).

Baca Juga

Dalam kesempatan yang sama, Ibu Negara keempat Indonesia Sinta Nuriyah Wahid mengatakan, ada konsep mu'asyarah bil ma'ruf dalam Islam, atau memperlakukan satu sama lain dengan patut dan layak dan baik.

Dia menjelaskan, konsep itu menyebutkan bahwa dalam rumah tangga, harus ada pembahagian kerja yang seimbang.

"Bahwa perempuan adalah pakaian bagi laki-laki dan laki-laki adalah pakaian bagi perempuan. Jadi tidak ada perbedaan. Bapak dan ibu harus sama-sama menjaga anaknya, keturunannya," kata Sinta.

Dalam keterangan terpisah, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengemukakan pentingnya dukungan psikologis untuk menanggapi data yang mengungkapkan bahwa terdapat 20,9 persen anak yang kehilangan sosok ayah di Indonesia. "Saat ini masyarakat Indonesia mulai kehilangan sosok ayah dalam mengasuh anak di keluarga. Ayah hanya mengurus ekonomi keluarga, namun lupa mengasuh anak, padahal anak juga butuh sentuhan psikologis. Maka, jika ada kekerasan pada anak, jangan pernah menyalahkan anak," kata Wihaji.

Dia menekankan pentingnya orang tua introspeksi terhadap apa yang pernah dilakukan kepada anak. Kehadiran sosok ayah dalam pola asuh anak dapat mencegah budaya kekerasan terhadap anak yang belakangan semakin meningkat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement