REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul bergerak cepat setelah menerima informasi mengenai insiden dua kapal penangkap ikan yang terdampar di karang sekitar Pulau Tokki (Kelinci), Jeju, Korea Selatan (Korsel). Informasi ini diterima KBRI Seoul pada Sabtu (1/2/2025) pukul 09.25 waktu setempat dari Korean Coast Guard (KCG) dan Kementerian Luar Negeri Republik Korea (ROK).
Dua kapal yang terlibat dalam insiden tersebut adalah Sam Gwangho (32 ton) dan 33 Manseonho (29 ton), yang membawa anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia. Insiden itu diduga akibat gelombang laut yang tinggi dan angin kencang. Kapal Sam Gwangho awalnya terdampar di karang, kemudian 33 Manseonho yang mencoba melakukan upaya penyelamatan turut terdampar.
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Seoul, Zelda Wulan Kartika membenarkan, ada satu korban meninggal dari insiden itu adalah warga negara Indonesia. Pihaknya juga masih berkoordinasi dengan pihak terkait. "Betul ada kecelakaan kapal penangkap ikan dan ada ABK WNI yang menjadi korban," ujar Zelda kepada Republika.co.id di Jakarta pada Ahad (2/2/2025).
Pihak KBRI terus berkoordinasi dengan otoritas terkait di Korsel untuk memastikan proses evakuasi dan penanganan korban berjalan dengan baik. "Kami juga memberikan pendampingan psikologis bagi ABK yang selamat," kata Zelda.
Dia mencatat, di kapal Sam Gwangho terdapat tujuh ABK yang terdiri dari satu WN Korea, tiga WN Vietnam, tiga WNI. Sementara di kapal Manseonho ada 33 orang yang terdiri dari delapan ABK yaitu 1 WN Korsel dan tujuh WNI.
Menurut informasi hingga pukul 12.10 KST, tim penyelamat berhasil menemukan sebagian besar ABK. Di Sam Gwangho ada empat ABK selamat, terdiri tiga WN Vietnam dan satu WNI, serta satu ABK WN Korea meninggal. Pada kapal Manseonho, tujuh ABK selamat yang terdiri satu WN Korea dan enam WNI. "Satu ABK WNI meninggal dunia dengan inisial MF," ucap Zelda.
Namun, masih terdapat dua ABK WNI yang belum ditemukan, yaitu RS dan AM. Hingga saat ini, mereka masih dalam proses pencarian intensif oleh KCG.
KBRI Seoul terus berkoordinasi erat dengan KCG Seogwipo serta agen dari kedua kapal untuk memastikan penanganan optimal bagi para korban. Selain itu, KBRI juga berupaya menghubungi keluarga para korban untuk memberikan informasi terkini dan dukungan yang diperlukan.
"Kami sangat prihatin atas insiden ini dan akan terus memantau perkembangan pencarian ABK yang hilang. KBRI berkomitmen memberikan pendampingan penuh kepada para ABK selamat dan keluarga korban," ujar perwakilan KBRI Seoul itu.