Senin 03 Feb 2025 07:10 WIB

Gaza Hancur, Ekonomi Israel Terpuruk!

Serangan Israel di Gaza menyebabkan kerusakan parah pada struktur ekonomi lokal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Warga Palestina berkumpul di dekat sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza. (ilustrasi)
Foto: dok Republika
Warga Palestina berkumpul di dekat sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Selama 40 tahun, pabrik permen dan biskuit Shomar berdiri sebagai simbol ketahanan Gaza. Pabrik ini tak hanya menyediakan pekerjaan untuk ratusan orang, tetapi juga menyuplai ribuan makanan setiap harinya. Namun kini, pabrik yang menjadi salah satu yang terbesar di Gaza hancur lebur akibat serangan bom Israel yang terus berlangsung.

Pabrik ini sebelumnya menjadi tulang punggung perekonomian lokal dan memberikan harapan bagi lebih dari 200 keluarga yang bergantung padanya. Kehancurannya memberikan pukulan berat bagi sektor manufaktur Gaza, yang sudah rapuh dan menjadi sasaran serangan sistematis sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga

Pengusaha Palestina Ahmed Shomar, pemilik pabrik tersebut, mengungkapkan kesedihannya melihat 40 tahun kerja kerasnya musnah begitu saja. "Kami memulai di sektor ini 40 tahun yang lalu di Gaza. Pabrik kami kecil dan berkembang seiring waktu," kata Shomar, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Ahad (2/2/2025) lalu.

Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 3.000 meter persegi ini memiliki sembilan jalur produksi yang menghasilkan keripik, biskuit, cracker, dan produk permen lainnya. Seiring berjalannya waktu, pabrik ini menjadi tonggak penting dalam sektor industri Gaza, mendukung penghidupan ratusan orang. Shomar memperkirakan kerugian akibat kehancuran pabrik ini mencapai 15 juta dolar AS atau setara dengan Rp 235,5 miliar.

“Serangan Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan kerusakan parah pada struktur ekonomi lokal,” ujar Ekonom Palestina, Tibaa.

Lebih dari 80 persen pabrik, toko, dan tempat kerja di Gaza telah hancur atau rusak parah. Menurut Kementerian Ekonomi Palestina, Gaza memiliki 50 ribu fasilitas industri dan komersial pada akhir 2022. Kehancuran yang terus berlanjut ini mengancam untuk menghapus mata pencaharian ekonomi yang menopang wilayah yang terkepung ini.

Meskipun gencatan senjata dan kesepakatan tukar tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku pada 19 Januari 2025, krisis kemanusiaan masih berlanjut. Lebih dari 47 ribu warga Palestina tewas, 111.483 terluka, dan ribuan lainnya masih terperangkap di bawah reruntuhan sejak 7 Oktober 2023. Infrastruktur vital, termasuk rumah sakit dan sekolah, juga telah dihancurkan. Pabrik Shomar yang dulunya menjadi simbol ketahanan kini menjadi pengingat suram atas penderitaan yang dialami oleh rakyat Gaza dan ekonomi mereka.

“Sektor industri adalah salah satu mata pencaharian terakhir Gaza. Sekarang, kami bahkan tidak memilikinya lagi,” kata Shomar.

photo
400 Hari Genosida di Gaza - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement