Senin 03 Feb 2025 13:21 WIB

Kementan Pede Bisa Swasembada Beras 2025, Ini Alasannya

Suwandi optimistis pemerintah mampu kembali mencapai swasembada tahun ini.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja menjemur gabah di Kasemen, Kota Serang, Banten, Kamis (2/1/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar
Pekerja menjemur gabah di Kasemen, Kota Serang, Banten, Kamis (2/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) semakin gencar mengejar target swasembada pangan, khususnya beras, pada 2025. Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Pertanian, Suwandi, menegaskan berbagai upaya telah dilakukan guna memastikan target ini tercapai.

"Kita sudah pernah swasembada beras pada 1984. Selain itu, pada 2017, 2019, 2020, dan 2021 kita juga tidak melakukan impor beras. Kalau pun ada impor, itu hanya untuk beras khusus gluten dan beras menir. Bulog tidak melakukan impor beras pada periode tersebut," ujar Suwandi dalam seminar nasional Indef bertajuk "Outlook Sektor Pertanian 2025 dan Launching Buku Transformasi Sistem Pangan dan Pertanian" di Jakarta, Senin (3/2/2025).

Baca Juga

Suwandi optimistis pemerintah mampu kembali mencapai swasembada tahun ini. Suwandi menyampaikan optimisme tersebut ditopang kondisi yang lebih baik dari berbagai aspek untuk tahun ini.

"Saat ini kondisi iklim lebih bagus, program pemerintah lebih tajam dan fokus, kemudian program kerja lebih sistematis, dan seluruh pihak ikut kolaborasi mencari solusi atas permasalahan yang ada," lanjut Suwandi.

Suwandi menyampaikan Kementan juga melakukan berbagai langkah strategis untuk mendukung peningkatan produksi pangan. Suwandi juga mengatakan pemerintah telah melakukan terobosan dalam membenahi tata kelola penyaluran 9,55 juta ton pupuk bersubsidi.

"Masalah pupuk bersubsidi yang sebelumnya ribet, sekarang mekanismenya disederhanakan. Petani bisa menikmati dan serapan pupuk kini tinggi," ungkap Suwandi.

Selain itu, sambung Suwandi, pemerintah juga mendorong penggunaan benih unggul serta program pompanisasi untuk membantu petani mengelola air pada musim kemarau maupun mengantisipasi dampak banjir. Kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengoptimalkan bendungan dan waduk pun terus dilakukan.

"Program optimasi lahan, khususnya lahan rawa, terbukti mampu meningkatkan indeks pertanaman," ucap Suwandi.

Suwandi mengatakan Kementan juga berkolaborasi dengan Polri menanam jagung di satu juta hektare dan dengan TNI menanam padi di lahan kering seluas 350 ribu hektare. Dengan berbagai langkah tersebut, Suwandi meyakini produksi pangan Indonesia akan meningkat signifikan.

"InsyaAllah saya optimistis kita bisa swasembada beras tahun ini. Semua upaya ini dilakukan demi memastikan produksi pangan nasional lebih baik dan mandiri di masa depan," kata Suwandi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement