Senin 03 Feb 2025 14:33 WIB

Detik-Detik Shalahuddin Bebaskan al-Aqsha (Bagian I)

Sultan Shalahuddin al-Ayyubi memimpin pembebasan Baitul Makdis.

Sultan Shalahuddin al-Ayyubi menerima pasukan Salib yang menyerah.
Foto: dok wiki
Sultan Shalahuddin al-Ayyubi menerima pasukan Salib yang menyerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenangan Muslimin dalam Perang Hattin pada Juli 1187 mengawali pembebasan Baitul Makdis. Usai pertempuran tersebut, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi menawan ratusan prajurit Salib. Pimpinan mereka, Raja Latin Yerusalem Guy Lusignan dan Pangeran Antiokhia Raynald Chatillon, juga ikut ditangkap.

Ada sekitar 200 orang yang dieksekusi. Termasuk di antaranya adalah para Kesatria Templar. Merekalah yang sebelumnya menyarankan Raja Guy untuk menyongsong pasukan Muslimin di luar, alih-alih dalam, benteng Yerusalem. Imbas dari strategi itu, balatentara Salib justru mengalami kelelahan dan kemerosotan semangat tempur akibat jauhnya perjalanan dari kota tersebut ke Lembah Hattin. Apalagi, pasukan Kristen-Barat ini tidak membawa perbekalan logistik yang memadai.

Baca Juga

Sultan Shalahuddin menginstruksikan agar para tawanan yang tidak dijatuhi hukuman mati dibawa ke pusat pemerintahan Daulah Ayyubiyah, Damaskus. Ia juga menetapkan sejumlah bayaran sebagai uang tebusan mereka. Maka yang kemudian di Lembah Hattin adalah si raja Yerusalem dan sahabatnya itu.

Dengan tegas, Shalahuddin memancung kepala Raynald Chatillon. Bangsawan Frank itu divonis mati karena berbagai kejahatan yang telah dilakukannya terhadap Muslimin. Melihat mayat sahabatnya, Guy berlutut ketakutan. Sang sultan kemudian berkata kepadanya, “Seorang raja tidak akan membunuh sesama raja. Mengapa engkau tidak meneladani sosok pendahulumu?”

Sosok yang dimaksudkannya ialah raja Yerusalem sebelum Guy, Baldwin IV. Pemimpin Kristen yang meninggal akibat kusta itu memilih koeksistensi dengan daulah Islam di sekujur Tanah Palestina. Semasa hidupnya, saudara kandung Sibylla—permaisuri Guy—tersebut menaruh respek pada Shalahuddin. Sultan yang disebut Saladin oleh orang-orang Barat itu pun menghormatinya. Bahkan, raja Ayyubiyah itu pernah mengirimkan dokter pribadinya untuk mengobati penyakit sang mendiang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Raja Guy lantas dibawa ke Damaskus. Shalahuddin kemudian memimpin pasukannya untuk bergerak ke arah selatan dengan tujuan utama membebaskan Baitul Makdis. Hingga pertengahan September 1187, ia berhasil merebut sejumlah kota dari tangan musuh, semisal Askalon, Akre, Nablus, Toron, Sidon, Beirut, dan Jaffa. Muslimin yang menjadi tawanan di setiap kota tersebut kemudian dibebaskannya. Sementara itu, orang-orang Kristen berduyun-duyun mengungsi ke Tire (Tyre), satu-satunya kota-benteng di bawah kendali Salibis yang tersisa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement