REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono mengungkapkan, TNI AU pada 2026 akan mempunyai enam pesawat tempur Rafale dari Prancis. Kemenhan secara total memesan 42 jet Rafale produksi Dassault Aviation.

"Di tahun depan, sekitar Februari atau Maret, kami sudah mulai kedatangan pesawat Rafale, tiga pesawat, dan tiga bulan kemudian itu tiga pesawat lagi. Jadi, di pertengahan tahun depan nanti kami sudah punya enam pesawat Rafale," kata Tonny usai menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU di Markas Besar Angkatan Udara (Mabesau), Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (3/2/2025).

Oleh sebab itu, menurut Tonny, TNI AU telah melakukan sejumlah persiapan untuk menyambut kedatangan pesawat tempur tersebut. Lebih lanjut, dia mengemukakan, TNI AU telah menyiapkan markas atau homebase enam pesawat tersebut, yakni di Pangkalan TNI AU (Lanud) Roesmin Nurjadin di Kota Pekanbaru, Riau.

"Di Pekanbaru, kami sudah membangun simulator, kemudian hanggar-hanggar yang kami bilang smart building (bangunan pintar), fasilitas-fasilitas penerbangan di sana pun kami perbaiki, terus sistem logistik juga sedang berproses kami bangun. Jadi, semua persiapan untuk sarana dan prasarana sudah dilakukan di Pekanbaru," jelas Tonny.

Selain itu, menurut Tonny, TNI AU telah memilih sejumlah personel untuk mengikuti pendidikan calon penerbang pesawat Rafale. "Tentunya dilihat dari berbagai background (latar belakang) penugasan di pesawat-pesawat yang sekarang kami punya," ujarnya.

Terakhir, kata dia, piranti lunak penunjang pesawat tempur Rafale telah disiapkan oleh TNI AU. Tonny menjelaskan, saat ini piranti lunak tersebut sedang disiapkan oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAU.

Ikuti Whatsapp Channel Republika