REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada Ahad (2/2/2025) menyerukan digelarnya sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan serangan Israel terhadap rakyat Palestina. Seruan Abbas menyusul penghancuran blok-blok permukiman di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat utara yang diduduki.
Sebelumnya, Direktur Hubungan Masyarakat dan Media untuk Kota Jenin, Bashir Matahen, mengatakan kepada Anadolu, tentara Israel telah meledakkan 21 rumah di tiga permukiman kamp pengungsi tersebut.
Ia memperingatkan, ledakan akan terus berlanjut, sesuai dengan pemberitahuan yang diberikan tentara Israel kepada pejabat Palestina.
Menurut kantor berita resmi Palestina, WAFA, Abbas meminta sidang darurat mendesak Dewan Keamanan PBB guna menghentikan agresi Israel yang terus berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Dalam permintaannya, Abbas menyoroti penghancuran blok-blok permukiman oleh pasukan pendudukan di kamp Jenin dan Tulkarm, pengeboman puluhan rumah, serta pengusiran warga dari rumah mereka di Tamoun dan kamp Far'a di Tubas, yang disertai dengan penghancuran sistematis terhadap infrastruktur Palestina.
Abbas juga menyoroti pembunuhan yang diterapkan Israel sehingga menyebabkan kematian puluhan warga, melukai ratusan orang, menangkap ribuan tahanan, serta aksi teror yang dilakukan pemukim. "Termasuk pembakaran rumah dan properti warga Palestina, semua bertujuan untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah air mereka.”
Kepresidenan Palestina mendesak komunitas internasional "untuk segera turun tangan dan bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina serta menekan negara pendudukan agar menghentikan kejahatan seriusnya yang mengarah pada pemindahan paksa warga Palestina."
Palestina juga menyerukan kepada pemerintah AS agar segera bertindak untuk memaksa Israel menghentikan penghancuran dan pengusiran ini serta mencegah eskalasi dan ketegangan yang dampaknya akan dirasakan di seluruh kawasan.