REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kantor Media Pemerintah Gaza merevisi jumlah warga yang syahid di Jalur Gaza akibat bombardir brutal Israel sejak 7 Oktober 2023. Terjadi peningkatan dari 47 ribu jiwa menjadi 61 ribu jiwa menghitung warga yang hilang dan tak kunjung ditemukan.
Setidaknya 61.709 warga Palestina syahid dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, kata otoritas setempat pada Ahad. “Hanya 47.487 jenazah yang dipindahkan ke rumah sakit, sementara 14.222 hilang di bawah reruntuhan,” Salama Marouf, kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, mengatakan pada konferensi pers di Kota Gaza dilansir Anadolu Agency.
Ia mengatakan, korbannya termasuk 17.881 anak-anak, termasuk 214 bayi baru lahir. “Lebih dari 38.000 anak-anak Palestina menjadi yatim piatu akibat perang Israel,” kata Marouf.
Menurut pejabat setempat, setidaknya 1.155 personel medis, 205 jurnalis, dan 194 pekerja pertahanan sipil juga tewas dalam serangan gencar Israel, yang juga merusak lebih dari 450.000 unit rumah. “Lebih dari 6.000 warga Palestina ditahan oleh pasukan Israel dan puluhan di antaranya disiksa hingga tewas di dalam tahanan,” tambahnya.
“Lebih dari 2 juta warga Palestina terpaksa mengungsi, dan banyak dari mereka terpaksa mengungsi lebih dari 25 kali karena tidak adanya layanan penting,” kata Salama. Pada 19 Januari, fase enam pekan pertama gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku, menghentikan perang genosida di Tel Aviv.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena serangannya di wilayah kantong tersebut.
Program Pangan Dunia (WFP) juga mengatakan bahwa “kebutuhan kemanusiaan di Jalur Gaza sangat besar, di tengah kembalinya keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi ke daerah mereka di utara,” setelah sekitar 15 bulan genosida Israel.
Program tersebut menekankan, dalam sebuah postingan di X pada kemarin malam, bahwa “harapan apa pun untuk pemulihan Jalur Gaza memerlukan respons kemanusiaan yang komprehensif dengan kerja sama seluruh badan PBB.”
“Dengan kembalinya keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara, tim kami berupaya untuk membangun lebih banyak titik distribusi untuk menyediakan makanan yang sangat dibutuhkan.”
Program PBB menggambarkan kebutuhan kemanusiaan di Gaza sangat besar. Mereka juga menerbitkan klip video yang menunjukkan ratusan pengungsi Palestina berkumpul berjalan kaki menuju utara Jalur Gaza di tengah-tengah bangunan yang hancur.