Selasa 04 Feb 2025 05:32 WIB

BPS: Yogyakarta Alami Deflasi Awal Tahun 2025

Secara year-on-year, IHK inflasi DIY tercatat sebesar 0,95 persen.

Rep: Maura Thirza Azzahra/ Red: Fernan Rahadi
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, merilis data statistik terbaru terkait perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai Tukar Petani (NTP), Pariwisata, Ekspor-Impor, serta Transportasi di wilayah Yogyakarta, Senin (3/2/2025).
Foto: Maura Thirza Azzahra
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, merilis data statistik terbaru terkait perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai Tukar Petani (NTP), Pariwisata, Ekspor-Impor, serta Transportasi di wilayah Yogyakarta, Senin (3/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merilis data statistik terbaru terkait perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai Tukar Petani (NTP), Pariwisata, Ekspor-Impor, serta Transportasi di wilayah Yogyakarta. Rilis data statistik pada sektor-sektor ini disampaikan sebagai gambaran komprehensif mengenai kondisi perkembangan ekonomi DIY.

Berdasarkan laporan resmi Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY mengalami deflasi month-on-month sebesar 0,35 persen pada Desember 2024. Sementara itu secara year-on-year, IHK mengalami inflasi yang tercatat sebesar 0,95 persen.

Kelompok penyumbang utama terjadinya deflasi bulanan ini berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, dengan komoditas penyumbang utamanya yakni tarif listrik. Kelompok ini turut memberikan andil terbesar dalam penurunan harga secara umum.

“Kebijakan diskon pada tarif listrik dibawah 2.200 VA memang memberikan andil deflasi yang cukup dalam pada bulan Januari ini sebesar 0,35 persen. Dengan kebijakan yang hanya dua bulan harapannya pada bulan Maret nanti kondisi sudah dapat kembali normal. Semoga dengan adanya diskon ini dapat memberikan dampak positif terutama pada biaya-biaya produksi pada komoditas tertentu," kata Herum pada konferensi pers, Senin (3/2/2025).

BPS DIY juga mencatat adanya kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0,003 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. "Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 0,681 persen lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar oleh petani," kata Herum.

Pada sektor pariwisata, tercatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan sebesar 1,60 persen jika dilihat secara year-on-year. Sebaliknya, wisatawan nusantara justru menunjukkan peningkatan kunjungan sebesar 38,05 persen dengan kabupaten Sleman sebagai daerah tujuan utama wisatawan.

Pada desember 2024 kenaikan signifikan juga tercatat pada kegiatan ekspor-impor di DIY. Ekspor DIY mengalami kenaikan sebesar 14,24 persen dengan komoditas ekspor utama pada pakaian jadi bukan rajutan. Sementara itu, perkembangan impor di DIY meningkat sebesar 27,13 persen dengan kain rajutan sebagai komoditas impor utamanya.

Di sektor transportasi, BPS DIY menyebutkan bahwa transportasi udara domestik mengalami kenaikan. Hal ini berbanding terbalik dengan transportasi udara internasional yang justru mengalami penurunan. Di sisi lain, transportasi kereta api tercatat mengalami peningkatan baik dalam perbandingan bulanan maupun tahunan.

BPS DIY mengimbau untuk terus memantau tren ekonomi dan sektor-sektor strategis. Harapannya data statistik yang dirilis dapat menjadi dasar bagi pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan yang tepat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement