Selasa 04 Feb 2025 17:48 WIB

Sosok Perempuan di Hati Rasulullah

Sebelum menikah dengan Khadijah, Rasulullah SAW pernah ingin memperistri wanita ini.

ILUSTRASI Muslimah berdoa di dekat Kubah Hijau, yang di bawahnya terdapat makam Nabi Muhammad SAW.
Foto: Antara/Saptono
ILUSTRASI Muslimah berdoa di dekat Kubah Hijau, yang di bawahnya terdapat makam Nabi Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jauh sebelum mengenal cinta Khadijah binti Khuwailid, Muhammad SAW pernah menyukai seorang perempuan lainnya. Sosok gadis yang disukai beliau itu adalah Fakhitah binti Abu Thalib.

Menurut Ali Audah dalam bukunya, Ali bin Abi Talib: Sampai kepada Hasan dan Husain, salah seorang putri paman Rasulullah SAW itu akrab disapa Um Hani. Upaya Muhammad SAW meminangnya terjadi ketika beliau belum diangkat menjadi utusan Allah.

Baca Juga

Muhammad SAW pernah menyampaikan niatnya untuk melamar putri pamannya itu. "Namun, Abu Thalib sudah punya rencana lain untuk anak gadisnya itu," demikian ungkap Ali Audah.

Ada yang "mendahului" beliau. Dialah Hubairah dari kabilah Bani Makhzum. Lelaki ini sudah terlebih dahulu melamar Um Hani.

Secara nasab, Hubairah masih berkerabat dengan Abu Thalib, yakni dari garis ibu (matrilineal). Dia juga dikenal karena kekayaannya dan kepandaian bersyair.

Saat itu, Bani Makhzum berkembang cukup pesat. Adapun Bani Hasyim, yakni kabilah tempat Abu Thalib berasal, cenderung tidak sepesat suku tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Masyarakat Arab memandang penting besarnya suatu kabilah, yakni dengan ditopang jumlah anak laki-laki. Pada waktu itu, Bani Makhzum memiliki lebih banyak keturunan laki-laki daripada Bani Hasyim.

Muhammad SAW menerima keputusan pamannya. Abu Thalib mengatakan kepada kemenakannya itu, dahulu Bani Makhzum telah mengawinkan gadis-gadisnya dengan para laki-laki Bani Hasyim.

"Orang yang telah bermurah hati harus dibalas dengan sikap serupa," kata Abu Thalib.

Perkataan itu juga mengisyaratkan, Abu Thalib memandang bahwa Muhammad SAW saat itu dinilai belum waktunya menikah. Beliau pun mematuhi arahan sang paman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement