Selasa 04 Feb 2025 19:34 WIB

Doa Rasulullah untuk Pejabat Zalim

Rasulullah SAW memberi peringatan kepada siapapun pejabat yang zalim.

ILUSTRASI Rasulullah SAW
Foto: Republika.co.id
ILUSTRASI Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhatian Rasulullah SAW terhadap masa depan umatnya sangat besar. Wujud perhatian beliau terefleksikan dalam banyak hal. Salah satunya dalam redaksi doa yang beliau ajarkan.

Salah satu doa yang sering beliau panjatkan adalah, "Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia; dan siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka, maka mudahkanlah dia." (HR Muslim dan Ahmad).

Baca Juga

Doa Rasulullah di atas menyiratkan dua tipikal pejabat yang akan selalu mengisi kehidupan ini. Ada pejabat yang menyusahkan rakyatnya dan ada pula yang memudahkan mereka.

Pejabat yang memudahkan rakyatnya akan mendapatkan doa kemudahan dari beliau. Sebaliknya, pejabat yang menyusahkan rakyatnya akan mendapatkan doa supaya ia disusahkan. Kemudahan dan kesusahan yang dimaksud dalam hadis tadi bersifat umum, mencakup dunia-akhirat.

As-Shan'ani berkata, "Kesusahan dalam hadis, mencakup kesusahan duniawi dan ukhrawi."

Di antara bentuk kesusahan yang akan diterima oleh pejabat disebutkan dalam hadis lain. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang diamanahi mengurusi umatku lalu menyusahkan mereka, maka baginya Bahlatullahi. Para sahabat bertanya, apakah itu Bahlatullahi? Ra sulullah menjawab, 'Laknat Allah' (HR Abu Awanah dalam kitab sahihnya).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Orang yang dilaknat oleh Allah akan tersingkir dari pusaran rahmat dan kasih sayang-Nya. Padahal, jabatan adalah amanah yang sangat berat. Tak mungkin tertunaikan kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah. Pejabat itu bakal dikenang oleh rakyatnya sebagai pemimpin yang gagal. Pejabat seperti itu justru menjadi sasaran kemarahan rakyatnya.

Yang lebih mengerikan lagi, kesulitan itu akan terus berlanjut di akhirat. "Tidaklah seorang diamanahi memimpin suatu kaum kemudian ia meninggal dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, maka diharamkan baginya surga." (Bukhari dan Muslim).

sumber : Hikmah Republika oleh Ahmad Rifai
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement