REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Palestina Hamas pada Rabu menolak tegas usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk 'mengambil alih' Gaza setelah menempatkan warga Palestina kembali ke tempat lain, dan menggambarkan pernyataannya itu "tidak bertanggung jawab."
Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan ucapan Trump "menyerang rakyat dan tujuan kami, dan tidak akan memberikan manfaat bagi stabilitas di kawasan tersebut."
Hamas menekankan bahwa kelompok perjuangan tersebut tidak akan mengizinkan negara manapun untuk menduduki tanah mereka atau memaksakan perwalian pada rakyat Palestina.
Untuk itu Hamas mendesak Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk segera bertemu membahas "pernyataan berbahaya" Trump, dan mengambil posisi tegas dan bersejarah yang melindungi hak-hak nasional rakyat Palestina.
Sebelumnya, Izzat Al-Rishq, anggota biro politik gerakan Hamas, mengatakan pernyataan Trump tersebut mencerminkan "kebingungan dan ketidaktahuan yang mendalam tentang perjuangan Palestina dan kawasan secara keseluruhan."
"Gaza bukan hanya wilayah biasa bagi suatu negara untuk menentukan nasibnya, Gaza adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tanah Palestina," ujar Al-Rishq.