Kamis 06 Feb 2025 00:59 WIB

BPS Catat Industri Pengolahan Jadi Kontributor Terbesar Ekonomi 2024

Industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 18,98 persen.

Warga membawa selada air yang baru dipanen di area ladang basah kawasan Curug Bubrug Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (24/10/2024). Petani menjual selada air tidak hanya untuk pasaran lokal namun untuk pasar luar negeri juga seperti Singapura. Untuk pasar lokal sayuran ini dihargai Rp 6.000 per kilogram, dan luar negeri Rp 8.000 per kilogram dengan kualitas pilihan.
Foto: Edi Yusuf
Warga membawa selada air yang baru dipanen di area ladang basah kawasan Curug Bubrug Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (24/10/2024). Petani menjual selada air tidak hanya untuk pasaran lokal namun untuk pasar luar negeri juga seperti Singapura. Untuk pasar lokal sayuran ini dihargai Rp 6.000 per kilogram, dan luar negeri Rp 8.000 per kilogram dengan kualitas pilihan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa industri pengolahan merupakan lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional sepanjang tahun lalu. Industri ini memberikan kontribusi sebesar 18,98 persen.

“Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi adalah industri pengolahan (18,98 persen), perdagangan (13,07 persen), kemudian pertanian (12,61 persen), dan diikuti oleh konstruksi (10,09 persen), kemudian pertambangan (9,15 persen) yang juga melanjutkan tren pertumbuhan yang positif,” ucap Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Baca Juga

Ia menuturkan bahwa lapangan usaha industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan nilai kontribusi 0,9 persen dari total pertumbuhan ekonomi kumulatif pada 2024 sebesar 5,03 persen.

Amalia menyatakan bahwa pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri. Salah satunya industri makanan dan minuman yang tumbuh 5,9 persen berkat permintaan domestik untuk konsumsi dan bahan baku industri serta Industri logam dasar yang tumbuh 13,34 persen sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri, terutama produk besi dan baja.

Pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan juga didukung oleh industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik; dan peralatan listrik yang tumbuh 6,16 persen karena didorong oleh permintaan luar negeri untuk barang logam, komponen elektronik, dan peralatan listrik.

Amalia menuturkan bahwa lapangan usaha yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi nomor dua pada tahun lalu adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; serta reparasi mobil dan sepeda motor dengan nilai kontribusi 0,67 persen.

Ia menyampaikan bahwa lapangan usaha tersebut juga didorong oleh peningkatan produksi domestik dan impor, dengan perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 5,95 persen.

“Sementara perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya tumbuh sebesar minus 0,05 persen,” katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement