REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah menyampaikan usulan target setoran awal haji meningkat dari sebelumnya sebesar Rp 25 juta menjadi Rp 35 juta.
"Perubahan isu strategis, setoran awal meningkat dari Rp 25 juta per jamaah menjadi Rp 35 juta. Yang kedua, adanya penetapan cicilan pelunasan dan yang ketiga adanya risk appetite atau cadangan," kata Fadlul Imansyah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VIII DPR RI dengan BPKH di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Pihaknya menguraikan target Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) BPKH tahun 2025 yaitu dana kelolaan Rp 188,86 triliun, nilai manfaat Rp 11,5 triliun, pendaftar haji baru 422.000 orang, program kemaslahatan Rp 240,4 miliar, biaya pengeluaran operasional BPKH Rp426 miliar, dan distribusi nilai manfaat ke jamaah tunggu Rp 4,4 triliun.
"Akan ada perubahan distribusi nilai manfaat yang seharusnya Rp 4,4 triliun menjadi disesuaikan dengan anggaran yang telah ditetapkan di dalam RDP terkait mengenai penetapan BPIH," kata Fadlul Imansyah.
Ia menyampaikan, hingga akhir 2024, total dana kelolaan BPKH mencapai Rp 171,65 triliun atau tercapai 101 persen di atas target yang ditetapkan.
"Hingga akhir 2024 total dana kelolaan BPKH mencapai Rp171,65 triliun. Secara persentase tercapai 101 persen di atas target yang ditetapkan, yaitu Rp169,95 triliun," kata Fadlul Imansyah.
Selain itu, lanjut dia, nilai manfaat yang diperoleh mencapai Rp 11,56 triliun yang sedikit lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar Rp 11,52 triliun.
Fadlul Imansyah menambahkan sejak Desember 2018 hingga Desember 2024 dana kelolaan BPKH tumbuh sebesar mencapai 52,78 persen dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) 7,32 persen.
"Tren ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat serta efektivitas pengelolaan dana yang dilakukan oleh BPKH," kata dia.