REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan mengatakan, program Cek Kesehatan Gratis yang menjadi program kesehatan dengan target terbesar sepanjang sejarah RI, yakni 280 juta orang, resmi diluncurkan dan akan dimulai Senin (10/2/2025). Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Maria Endang Sumiwi mengatakan di Jakarta, Jumat, program ini adalah untuk mencegah dan menangani risiko penyakit penyebab kematian terbesar di tiap siklus hidup.
"Jadi dari bayi, balita, remaja, dewasa sampai lansia, penyebab kematian utamanya itu apa saja sudah kita petakan dan respon untuk menurunkan penyebab-penyebab kematian ini," kata Endang.
Pihaknya membagi pemeriksaan ini menjadi tiga jenis, yakni cek kesehatan ulang tahun, yang diberikan pada saat berulang tahun atau dalam kurun waktu 30 hari setelahnya. Kemudian, katanya, cek kesehatan saat sekolah bagi yang berusia 7-17 tahun, serta cek kesehatan khusus bagi ibu hamil dan balita.
Adapun hal ini adalah untuk mengurangi beban di puskesmas. Terkait hal itu, Endang menyebut bahwa di tahap awal, mereka menetapkan sebanyak 30 slot cek kesehatan gratis per hari di puskesmas dari antrian yang didapatkan secara digital, namun jumlah itu dapat ditambahkan tergantung hasil evaluasi serta kesiapan fasilitas kesehatan.
Selain itu, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan lansia diprioritaskan pada layanan ini. Dia menjelaskan, tiap siklus usia memiliki paket pemeriksaan tersendiri, contohnya 8 jenis pemeriksaan termasuk thalasemia dan gula darah bagi anak usia di bawah 6 tahun, kemudian usia 18 tahun ke atas atau dewasa terdapat 19 jenis pemeriksaan yang sudah termasuk cek kesehatan calon pengantin bagi yang berencana menikah di tahun yang sama. Lalu, lansia mendapatkan pemeriksaan geriatri, yang tidak diberikan ke kelompok umur lain.
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden Adita Irawati mengatakan, langkah ini sesuai dengan janji kampanye Presiden Prabowo Subianto, bahwa layanan kesehatan ini harus dapat dinikmati semuanya tanpa berbayar. Layanan kesehatan, katanya, adalah salah satu bagian penting dalam menciptakan generasi emas 2045. Dia menambahkan, inisiatif ini adalah realisasi dari amanah Undang Undang Dasar 1945, di mana bahwa negara harus melindungi sejenak bangsa Indonesia.
"Di samping itu Presiden juga menyampaikan bahwa kita juga harus berani seperti negara-negara lain ya, yang saat ini pun dengan pendekatan yang sama, dengan format yang hampir sama juga sudah dilakukan di negara-negara maju yang lain," kata Adita.
Dalam peluncuran resmi tersebut, Kementerian Kesehatan juga memantau kesiapan program tersebut di sejumlah daerah, seperti Jakarta, Jawa Tengah, Maluku Utara, dan Kalimantan Timur.