Jumat 07 Feb 2025 18:08 WIB

Efisiensi Anggaran, Indef: Kebijakan Bisa Lebih Produktif secara Ekonomi Makro  

Kebijakan efisiensi produktif secara makro tapi jadi tantangan kementerian/lembaga.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
DR. M. Fadhil Hasan, Ekonom Senior INDEFmenyambut baik kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto. (ilustrasi)
Foto: BCA
DR. M. Fadhil Hasan, Ekonom Senior INDEFmenyambut baik kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior Institut for Development of Economics and Finance (Indef) M Fadhil Hasan menyambut baik kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto. Fadhil menyampaikan efisiensi anggaran dalam APBN 2025 tidak lantas tanpa mengurangi total anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 3.621 triliun. 

"Efisiensi ini bukan mengurangi anggaran dalam APBN 2025. Total APBN 2025 tetap Rp 3.621 triliun, namun ada peralihan dari program Kementerian dan lembaga semisal pembelian ATK, perjalanan dinas, kajian, seminar itu digeser untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau pendidikan," ujar Fadhil saat Peresmian Ruang Baca Faisal Basri di Jakarta, Jumat (7/2/2025).

Baca Juga

Bagi Fadhil, langkah ini berpotensi lebih produktif secara makroekonomi. Namun, Fadhil tak menampik efisiensi menjadi tantangan bagi kementerian dan lembaga. "Kebijakan Prabowo ini mungkin justru lebih produktif secara ekonomi makro, tapi kalau secara kementerian atau lembaga mungkin menjadi penderitaan. Misalnya, pembatasan AC dan listrik kantor," ucap Fadhil

 

Fadhil menjelaskan anggaran untuk program MBG yang sebelumnya dialokasikan sekitar Rp 70 triliun kemungkinan akan meningkat menjadi sekitar Rp 100 triliun. Menurutnya, kebijakan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat.  

 

"Secara makro ekonomi mungkin tidak akan terlalu berdampak negatif, tapi kalau efek berganda MBG mungkin akan lebih tinggi di atas penderitaan para ASN," kata Fadhil.  

 

 

photo
Pemangkasan Anggaran Belanja Negara - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement