Sabtu 08 Feb 2025 07:48 WIB

Prabowo Dinilai Lebih Prioritaskan Makan Bergizi Gratis Ketimbang Lanjutkan IKN

Didik menyebut program MBG lebih menyasar pada kalangan bawah.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior Indef Didik J. Rachbini mengatakan pemangkasan anggaran pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menegaskan sikap tegas Presiden Prabowo Subianto. Didik menilai Prabowo lebih mengutamakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi janji kampanye ketimbang meneruskan warisan Joko Widodo (Jokowi) untuk melanjutkan pembangunan IKN.

"(Anggaran) IKN pindah ke MBG, saya setuju karena memang ini program bagus untuk rakyat golongan bawah," ujar Didik saat Peresmian Ruang Baca Faisal Basri di Jakarta, Jumat (7/2/2025).

Baca Juga

Berbeda dengan proyek IKN yang berorientasi pada pengusaha besar, Didik menyebut program MBG lebih menyasar pada kalangan bawah, termasuk para pelaku UMKM. Didik menyampaikan banyak negara yang telah berhasil meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program MBG.

"India berhasil melaksanakannya, beberapa negara lain juga untuk perbaikan gizi anak-anak," ucap Didik.

Kendati demikian, Didik mengingatkan tantangan besar dalam implementasi MBG. Didik menyampaikan program ini memiliki celah bagi para pemburu rente untuk mengambil keuntungan.

Prabowo, lanjut Didik, harus memonitor dengan saksama tugas para menteri dan kepala badan terkait dalam mengimplementasikan program MBG. Hal ini guna mencegah peluang bagi para pemburu rente meraup keuntungan dari program tersebut.

"Dalam implementasinya itu bukan Pak Prabowonya, tapi anak-anak buahnya Pak Prabowo bertentangan tidak dengan pro rakyat. Perlu dievaluasi lah, kalau perlu di-reshuffle di tahun pertama untuk pengampu yang mengelola ini," sambung Didik.

Didik menilai program MBG dapat menjadi momentum dan peluang untuk meningkatkan sektor UMKM. Didik menyebut kehadiran kelompok ekonomi besar justru menjauhkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan yang dicanangkan dalam program MBG.

"Jangan sampai Rp 171 triliun ini tidak menjadi kegembiraan karena pemburu rente. Yang mengambil dalam porsi besar ini mestinya UMKM," kata Didik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement