Sabtu 08 Feb 2025 09:47 WIB

Teknologi Inovasi Pertanian Jadi Kunci Swasembada Pangan 2027

Indonesia punya 12,23 juta hektar lahan rawa jadi lahan pertanian produktif

Rep: Frederikus Bata/ Red: Intan Pratiwi
Diskusi Forwatan bertajuk
Foto: Frederikus
Diskusi Forwatan bertajuk "Menyongsong Swasembada Pangan 2027" di Kompleks Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menetapkan target ambisius untuk mencapai swasembada pangan, terutama komoditas beras, pada 2027. Pemerintah optimistis dapat merealisasikan target tersebut dengan mengandalkan potensi sumber daya lahan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki total 191,09 juta hektare (ha) lahan, dengan 9,44 juta ha berupa lahan basah non-rawa dan 31,12 juta ha lahan rawa. Dari luasan lahan rawa tersebut, sekitar 12,23 juta ha dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif.

"Artinya, jika kita dapat mengoptimalkan 1 juta ha lahan rawa saja, dampaknya akan besar," ujar Sarwo.

Menurutnya, optimalisasi hingga 3 juta ha lahan tambahan dapat mencukupi kebutuhan pangan untuk 400-500 juta penduduk Indonesia. Sarwo menambahkan, Presiden Prabowo Subianto memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

"Kita bisa menjadi negara yang memenuhi kebutuhan pangan negara lain. Ini sangat memungkinkan," tegasnya.

Sarwo juga mendorong penerapan teknologi seperti desalinasi, yang telah sukses digunakan di negara-negara seperti Arab Saudi dan Ethiopia. Teknologi ini memungkinkan air laut diubah menjadi air tawar untuk irigasi pertanian, sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan.

Pemerintah juga telah menetapkan sejumlah kebijakan untuk mendukung target swasembada pangan, termasuk menaikkan harga gabah kering panen (GKP) dari Rp 6.000/kg menjadi Rp 6.500/kg sesuai Perbadan No. 14 Tahun 2025.

Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI), Mulyono Machmur, menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pihak, termasuk petani, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Mulyono menyebut kisah sukses swasembada pangan pada 1984 didukung oleh konsep catur sarana, yaitu sinergi antara lembaga permodalan, kios sarana produksi, penyuluh pertanian, dan koperasi.

"Peran pemerintah daerah sangat vital sebagai penggerak mobilisasi kegiatan, sementara petani harus aktif menjalankan program pemerintah," ujarnya.

HKTI juga mendorong penyederhanaan distribusi subsidi agar lebih tepat sasaran dan memudahkan akses petani terhadap berbagai bantuan pemerintah.

"Kami ingin memastikan petani mendapatkan keuntungan minimal 30 persen dari hasil usaha mereka," tutupnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement