REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersyukur adalah salah satu ibadah hati yang paling utama dalam Islam. Syukur tidak hanya sekadar mengucapkan "alhamdulillah," tetapi juga meliputi pengakuan hati, ucapan lisan, dan perbuatan yang mencerminkan rasa terima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.'" (QS Ibrahim: 7).
Syukur memiliki keutamaan yang besar dalam Islam. Pertama, syukur adalah tanda keimanan seseorang. Seorang yang pandai bersyukur berarti ia menyadari bahwa segala sesuatu yang ia miliki berasal dari Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS An-Nahl: 18, "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." Dengan bersyukur, seorang hamba mengakui kebesaran Allah dan ketergantungannya pada Sang Pencipta.
Kedua, syukur menjadi penyebab bertambahnya nikmat. Sebagaimana janji Allah dalam QS Ibrahim: 7, orang yang bersyukur akan diberikan tambahan nikmat, baik nikmat material maupun spiritual. Nikmat spiritual seperti ketenangan hati, kebahagiaan, dan kedekatan dengan Allah sering kali lebih bernilai daripada nikmat duniawi.
Ketiga, syukur melindungi seseorang dari sifat kufur nikmat. Kufur nikmat adalah sikap mengingkari atau tidak mengakui nikmat Allah, yang dapat mengundang murka-Nya. Dengan bersyukur, seorang hamba terhindar dari sikap sombong dan lupa diri, serta selalu mengingat bahwa segala keberhasilan dan kebahagiaan yang ia rasakan adalah anugerah dari Allah.
View this post on Instagram