Senin 10 Feb 2025 09:16 WIB

Dewan Syura Arab Saudi Respons Trump, Persilakan Pindahkan Israel ke Alaska atau Greenland

Saadoun meminta rakyat Palestina tetap bersatu di tengah usulan kontroversial Trump.

Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat, 31 Januari 2025, di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat, 31 Januari 2025, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Seorang anggota Dewan Syura Arab Saudi mengatakan bahwa memindahkan penduduk Israel ke Alaska dan Greenland akan menjadi solusi yang lebih baik bagi stabilitas Timur Tengah. Yousef bin Trad Al Saadoun menyatakan hal itu dalam artikel di surat kabar Okaz pada Jumat (7/2/2025) lalu sebagai respons terhadap usulan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza.

Trump sudah beberapa kali mengusulkan relokasi tersebut, dengan dalih bahwa AS akan melakukan rekonstruksi di wilayah kantong Palestina dan menjadikannya "Riviera Timur Tengah."

Baca Juga

"Jika Trump benar-benar ingin menjadi pahlawan perdamaian dan membawa stabilitas dan kemakmuran bagi Timur Tengah, sebaiknya dia memindahkan warga Israel yang dicintainya ke negara bagian Alaska, lalu ke Greenland, tentu saja setelah mencaploknya terlebih dahulu," tulis Al Saadoun.

Dia juga menyerukan agar rakyat Palestina tetap bersatu, karena "yang terburuk belum datang." Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya meminta warga Palestina mendirikan negara di Arab Saudi, bukan di tanah air mereka sendiri.

"Orang-orang Saudi bisa membuat negara Palestina di Arab Saudi; mereka punya banyak lahan di sana," kata Netanyahu pada Kamis.

Kecaman internasional

Usulan Trump agar warga Gaza direlokasi ke negara lain mendapat kecaman dari Palestina, negara-negara Arab, dan negara-negara lain seperti Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris. Al Saadoun menolak gagasan Netanyahu agar negara Palestina didirikan di Arab Saudi.

"Zionis dan sekutu mereka harus sadar bahwa mereka tak akan berhasil menyeret pemimpin Saudi ke dalam jebakan media dan tekanan politik yang menyesatkan," kata dia.

Al Saadoun juga mengkritik kebijakan Trump dengan mengatakan bahwa keputusan buruk sering kali dibuat oleh mereka yang "mengabaikan pengetahuan dan pengalaman" serta menolak berkonsultasi dengan para ahli. Dia menuduh AS mengadopsi kebijakan Israel secara membabi buta.

"Kebijakan luar negeri resmi AS kini berupaya melegalkan pendudukan tidak sah atas tanah berdaulat dan melakukan pembersihan etnis terhadap penduduknya," tulis Al Saadoun dalam artikel tersebut.

"Keduanya adalah metode yang digunakan Israel dan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan."

Pada Ahad (9/2/2025), pemerintah Arab Saudi mengecam keras pernyataan Netanyahu dan menegaskan hak rakyat Palestina atas tanah air mereka sendiri. Dewan Syura Arab Saudi, yang anggotanya ditunjuk oleh raja, berperan sebagai badan penasihat dalam kebijakan dan perundang-undangan.

Namun, lembaga ini tidak memiliki kekuasaan legislatif, tetapi hanya fokus pada penyusunan undang-undang, rencana ekonomi, dan kebijakan sosial.

 

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement