Senin 10 Feb 2025 14:19 WIB

Inilah Sektor-Sektor Penggerak Pertumbuhan Kredit Perbankan di 2025

Perbankan diperkirakan akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Pertumbuhan kredit pada 2025 diproyeksikan tetap positif, didukung oleh sektor-sektor yang berorientasi domestik. (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan kredit pada 2025 diproyeksikan tetap positif, didukung oleh sektor-sektor yang berorientasi domestik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit pada 2025 diproyeksikan tetap positif, didukung oleh sektor-sektor yang berorientasi domestik. Perbankan diperkirakan akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit, dengan fokus pada sektor yang memiliki permintaan kuat dan potensi pertumbuhan tinggi.  

Head of Industry and Regional Research Permata Bank Adjie Harisandi menjelaskan, sektor jasa masih akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit tahun depan. Hal ini sejalan dengan tren mobilitas masyarakat yang masih tinggi dan daya beli yang tetap kuat.  

Baca Juga

“Jika melihat proyeksi sektor ekonomi, pertumbuhan di 2025 kemungkinan masih akan didorong oleh sektor yang berorientasi domestik, terutama sektor jasa,” kata Adjie di Virtual Media Briefing PIER Economic Review: FY 2024, Senin (10/2/2025).

Di sisi manufaktur, perbankan diperkirakan akan lebih selektif dalam membiayai industri yang memproduksi barang konsumsi domestik. “Kita harus mencermati sektor yang menghasilkan barang konsumsi domestik, khususnya yang bukan barang tahan lama (durable goods) maupun investment goods,” tambahnya.  

Adjie juga menyoroti sektor-sektor defensif, yang tidak terlalu terpengaruh oleh siklus ekonomi, akan tetap tumbuh lebih baik dibandingkan sektor yang memproduksi barang tahan lama atau barang investasi. Selain itu, kebijakan makroprudensial Bank Indonesia yang longgar, terutama kebijakan Kredit Likuiditas Makroprudensial (KLM), juga diharapkan dapat mendorong kredit ke sektor padat karya.   

Sementara Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menekankan, meskipun kondisi likuiditas diperkirakan lebih kondusif pada 2025, perbankan tetap akan mempertimbangkan struktur pendanaannya sebelum mempercepat ekspansi kredit.  

“Banyak bank akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit, menyesuaikan dengan kondisi likuiditas mereka,” ujar Josua.  

Dengan strategi ini, perbankan diharapkan tetap mampu mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa meningkatkan risiko likuiditas. Sektor jasa, konsumsi domestik, dan industri padat karya pun diproyeksikan menjadi kontributor utama dalam ekspansi kredit tahun depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement