REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Tentara Israel menghancurkan toko buku Palestina ternama di Yerusalem Timur. Mereka juga menyita buku-buku, dalam tindakan yang menguatkan dugaan genosida kebudayaan Palestina.
Jessica Montell, direktur eksekutif organisasi hak asasi manusia HaMoked yang berbasis di Yerusalem, mengatakan bahwa pasukan Israel yang menyamar telah “menyerbu kedua cabang Educational Bookshop, sebuah lembaga Palestina yang dihormati di Yerusalem”.
“Setelah penggeledahan selama satu jam, mereka menyita buku berbahasa Inggris dan Arab, serta menahan pemiliknya Ahmad Muna dan Mahmoud Muna,” kata Montell dalam postingan di X.
Nir Hasson, seorang reporter surat kabar Israel Haaretz, mengutip saudara laki-laki pemilik buku tersebut, mengatakan bahwa tentara tersebut “mengambil setiap buku yang bergambar bendera Palestina”.
“Educational Bookshop bukan sekedar toko buku biasa. Setiap diplomat, jurnalis, atau peneliti Yerusalem dan konflik mengetahui simpanan ini,” tulis Hasson dalam postingannya di X.
Penggerebekan Israel terhadap Educational Bookshop di Yerusalem Timur yang diduduki telah menuai kecaman dari para penulis di Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Antony Loewenstein, seorang jurnalis dan penulis yang tinggal di Sydney, menggambarkan penggerebekan itu sebagai “aib yang mutlak”.
Today, the JLM police raided two educational bookshops in East Jerusalem, confiscated books, and arrested the owners.
The brother of the owners told Haaretz: "They went through the books with Google Translate and took away anything they didn't like. They even came across>> pic.twitter.com/1cSE2A1QJd
— نير حسون Nir Hasson ניר חסון (nirhasson) February 9, 2025
“Penyerbuan sebuah toko buku Palestina, sebuah tempat luar biasa bernama Educational Bookshop di Yerusalem Timur,… sekali lagi menunjukkan betapa takutnya Israel terhadap budaya dan identitas Palestina,” katanya. Peter Oborne, seorang jurnalis dan penulis Inggris, juga mengutuk penggerebekan tersebut.
“Banyak hal yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata sedang terjadi di wilayah-wilayah pendudukan, namun serangan terhadap simbol kesusastraan dan intelektual Yerusalem ini sangat mengerikan,” katanya dalam sebuah postingan di X.
Penulis AS Assal Rad mengatakan bahwa Israel kini “menyerang buku” di Yerusalem Timur. “Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur semuanya sama. Apa lagi yang perlu Anda pahami bahwa ini adalah perang melawan keberadaan Palestina,” tulisnya di X.