REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang Hunain baru saja usai. Inilah pertempuran yang pecah hanya sekira dua pekan sejak Pembebasan Makkah (Fath Makkah). Pasukan Muslimin tidak hanya terdiri atas kaum Anshar dan Muhajirin yang membersamai Nabi Muhammad SAW sejak dari Madinah, melainkan juga orang-orang Quraisy Makkah yang baru saja memeluk Islam.
Kemenangan yang gemilang berhasil diraih pasukan Muslimin atas izin Allah SWT. Umat memperoleh harta rampasan perang (ghanimah) dan tawanan yang terbilang banyak.
Rampasan perang ini termasuk 24 ribu ekor unta, 40 ribu kambing, serta 4000 waqih perak (1 waqih = 213 gram perak). Itu belum termasuk enam ribu orang tawanan.
Hunain juga menunjukkan kemurahan hati kaum Muslimin, yang memperlakukan tawanan dengan baik. Bahkan, sebanyak 600 orang di antaranya dibebaskan secara cuma-cuma. Sisa tawanan ditahan dalam rumah-rumah khusus hingga berakhirnya Pengepungan Thaif.
Dalam mengelola ghanimah, Nabi Muhammad SAW memberikan rampasan perang itu kepada orang-orang Quraisy yang baru saja memeluk Islam. Dahulu, yakni sebelum Fath Makkah, mereka tergolong kelompok yang kerap memusuhi dakwah Rasulullah.
Sejak masuk Islam, mereka ini---yang di dalamnya termasuk sejumlah tokoh besar Quraisy--pun berstatus mualaf. Kebaikan Rasulullah SAW pada kaum mualaf itu menunjukkan kebesaran Islam.
Bagaimanapun, di sisi lain, ada penafsiran yang berbeda. Kebaikan Nabi SAW diam-diam menjadi pembicaraan di kalangan Ansar.
View this post on Instagram