Senin 10 Feb 2025 16:56 WIB

BKPM Cari Solusi Soal Premanisme Ormas

BKPM akan mengundang kementerian/lembaga dan pemda guna mencari solusi.

HKI Indonesia menyatakan mengalami kerugian ratusan triliun rupiah akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri dampak dari premanisme ormas. (ilustrasi)
Foto: ANTARA
HKI Indonesia menyatakan mengalami kerugian ratusan triliun rupiah akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri dampak dari premanisme ormas. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bakal mengundang kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah guna mencari solusi mengatasi aktivitas premanisme dari organisasi masyarakat (ormas) di kawasan industri.

"Jadi kalau ada permasalahan yang dihadapi oleh investor, misalnya menyampaikan ke kami, kami akan undang rapat dengan kementerian/lembaga terkait, dengan pemerintah daerah. Apa masalahnya," kata Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Riyatno ditemui di Jakarta, Senin (10/2/2025).

Baca Juga

Dikatakan dia, pihaknya sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah bertugas untuk memfasilitasi para investor dari proses awal mengajukan penanaman modal hingga akhir pembuatan fasilitas produksi. Apabila terjadi hambatan dalam proses investasi, pihaknya menjamin akan mencarikan solusi terkait permasalahan tersebut.

"Jadi ini memang tugas kami. Kalau kami sampaikan, tugas di Kementerian Investasi dan HIlirisasi/BKPM, itu kan end-to-end. Artinya dari awal sampai akhir. Jadi kalau di tengah-tengah investasi ada masalah, kami akan carikan solusi," kata dia pula.

Sebelumnya, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia menyatakan mengalami kerugian hingga ratusan triliun rupiah akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri dampak dari premanisme organisasi kemasyarakatan (ormas).

"Kalau dihitung semuanya, 'ngitungnya bukan cuma yang keluar, tapi yang nggak jadi masuk juga. Itu bisa ratusan T (triliun rupiah)," kata Ketua Umum HKI Sanny Iskandar, ditemui usai dialog optimalisasi kawasan industri, di Jakarta, Kamis (6/2/2025).

Menurutnya, ormas tersebut menyebabkan gangguan keamanan, karena masuk ke kawasan industri untuk melakukan demonstrasi. Sanny menyebut, biasanya ormas tersebut meminta diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik.

"Yang mereka pingin itu adalah supaya yang terkait dengan pabrik, selalu ya, dia kan butuh transportasi, catering atau apa, pingin beli ini, beli itu, mau bangun perluasan pabriknya atau apa, mereka itu minta diserahkan ke mereka," kata dia pula.

Sanny mengatakan beberapa investor sudah mengirimkan surat langsung kepada Presiden Prabowo Subianto terkait premanisme ormas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
  • Negara kok kalah sama preman, udah jual aja negaranya atau disewakan
    1 Bulan lalu
  • Aneh2 aja BKPM, masa negara harus kalah sama premanisme,ngapain cari jalan keluar, yang benar adalah, bubarkan premanisme
    1 Bulan lalu
  • Dah gak aneh ! Di daerah2 juga begitu, banyak pencari kerja senang ketika mengetahui ditempat mereka akan dibangun sebuah perusahaan besar tapi kemudian batal dibangun akibat adanya ulah preman.
    1 Bulan lalu
  • Ormas di Indonesia harus dibubarkan karena tidak ada kontribusi yg bermanfaat bagi pembangunan di daerah, hanya sebagai pengemis yg sering memaksa meminta uang dan mengintimidasi para pekerja.
    1 Bulan lalu
  • Premanisme wajib di brantas,ormas2 juga harus ditertibkan krn sering mengganggu ketertiban masyarakat juga para pengusaha yg berusaha di Indonesia,mereka takut karena ormas2 dan preman2 tsb di beckingi aparat atau orang kuat di negeri ini,mau kasih upeti atau tutup perusahaan,begitu ancaman para preman2 dan ormas2.
    1 Bulan lalu
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement