Senin 10 Feb 2025 20:18 WIB

Brand Boikot Mulai Berguguran? McDonald's Catat Penurunan Penjualan Terbesarnya di AS

McDonald sebut alasan penurunan karena ada wabah E.coli.

Logo perusahaan jaringan makanan cepat saji McDonald
Foto: REUTERS
Logo perusahaan jaringan makanan cepat saji McDonald

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- McDonald's mencatat penurunan penjualan yang lebih besar dari perkiraan di pasar AS pada kuartal keempat tahun 2024. Dilansir Reuters, McD tidak menyebut boikot melainkan wabah E.coli singkat sebagai penyebab penurunan, yang membuat konsumen cenderung lebih berhati-hati dalam pengeluaran.

Penjualan di AS yang merupakan pasar terbesar McDonald's, turun 1,4 persen. Ini menjadi penurunan terbesar sejak pandemi COVID-19 hampir lima tahun lalu, ketika operasional restoran dibatasi hanya pada layanan drive-thru dan pengiriman. Analis sebelumnya memperkirakan penurunan hanya 0,4 persen, menurut data LSEG.

Baca Juga

Seperti pesaingnya di industri makanan cepat saji, contoh Yum Brands dan Wendy's, McDonald's meningkatkan penawaran menu terbatas dan paket makanan sepanjang 2024 untuk mendorong pengeluaran konsumen yang lebih memilih makan di rumah. Namun, ketergantungan pada diskon dikhawatirkan akan menekan margin keuntungan dalam kuartal mendatang.

Menurut analis BTIG, Peter Saleh, diskon menyumbang lebih dari sepertiga total penjualan. McDonald's memperpanjang penawaran paket makanan seharga 5 dolar AS yang diluncurkan pada Juni hingga Desember, serta memperkenalkan Chicken Big Mac pada Oktober bersama produk spesial lainnya.

Ini jadi upaya McD menarik pengunjung yang 'pergi' dan berimbas pada penurunan penjualan secara terus menerus. Selama ini, McD tidak menyebut boikot sebagai alasan utama penurunan kinerja bisnisnya, termasuk di cabang-cabang internasional.

Kali ini, boikot juga tidak 'diakui', alih-alih berargumen bahwa kunjungan pelanggan melemah setelah wabah E.coli yang dimulai pada 22 Oktober. Sehingga memaksa McDonald's untuk menghentikan sementara penjualan Quarter Pounder di seperlima dari 14.000 restorannya di AS.

Wabah yang muncul Desember ini menyebabkan ratusan orang sakit dan setidaknya satu korban jiwa.

Meskipun lalu lintas pelanggan membaik sedikit dibandingkan tahun lalu, hal ini diimbangi oleh rata-rata pengeluaran yang lebih rendah per kunjungan.

Secara global, penjualan di toko yang sama (same-store sales) McDonald's naik 0,4 persen pada kuartal yang berakhir 31 Desember, melampaui ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan 0,63 persen. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan 4,1 persen di segmen bisnis yang dioperasikan oleh mitra lokal, terutama di pasar Timur Tengah dan Jepang.

Saham McDonald's naik 1,3 persen dalam perdagangan pra-pasar yang fluktuatif. Perusahaan memperkirakan margin operasional 2025 akan berada di kisaran pertengahan hingga tinggi 40 persen, turun dari 45,2 persen pada 2024. Laba per saham yang disesuaikan sebesar 2,83 dolar AS sesuai dengan ekspektasi pasar.

Dengan tantangan di pasar domestik dan tekanan margin, McDonald's sangat mengandalkan pertumbuhan internasional untuk mempertahankan kinerja keuangannya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement