Selasa 11 Feb 2025 15:57 WIB

Gunung Semeru Sering Erupsi, Warga Harus Jaga Jarak

Gunung Semeru erupsi dengan tinggi letusan 700 meterdi atas puncak.

Asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (28/12/2024). Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terjadi erupsi pada pukul 05:21 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak atau kurang lebih 4376 m di atas permukaan laut, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (28/12/2024). Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terjadi erupsi pada pukul 05:21 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak atau kurang lebih 4376 m di atas permukaan laut, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur kembali erupsi dengan tinggi letusan mencapai 700 meter di atas puncak Mahameru pada Selasa pagi.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 11 Februari 2025, pukul 07.11 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.

Baca Juga

Ia mengatakan kolom abu vulkanik Gunung Semeru teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

Berdasarkan catatan petugas, erupsi tersebut merupakan erupsi keempat pada Selasa karena sudah tiga kali erupsi sebelumnya pada pukul 01.05 WIB dengan visual letusan tidak teramati. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 152 detik.

Erupsi kedua terjadi pada pukul 03.55 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 162 detik.

Selang tiga jam kemudian, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu kembali erupsi pada pukul 07.01 WIB dan visual letusan tidak teramati. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement