Selasa 11 Feb 2025 20:44 WIB

Gus Yahya: Komunikasi PBNU-Muslimat Perlu Dibangun Lebih Seimbang

Gus Yahya jelaskan NU sudah banyak mengalami perubahan yang positif.

Ilustrasi kegiatan Muslimat NU.
Foto: Muslimat NU Jakarta
Ilustrasi kegiatan Muslimat NU.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut komunikasi antara PBNU dan Muslimat NU perlu dibangun lebih seimbang dalam rangka perkembangan organisasi yang sudah memasuki abad kedua.

"Perkembangan NU yang sudah memasuki abad kedua, banyak hal yang berubah, secara keseluruhan butuh penyesuaian termasuk hubungan NU dengan Muslimat NU," kata Gus Yahya sapaannya, ketika ditemui di Kongres XVIII Muslimat NU di Asrama Haji Surabaya, Jawa Timut, Selasa.

Baca Juga

Jika dulu istilahnya Muslimat sebagai underbow NU, Gus Yahya memandang saat ini butuh konstruksi yang lebih seimbang.

"Mungkin secara kebijakan umum masih secara struktural dalam lingkup kendali NU, tapi komunikasi antara dua lembaga organisasi perlu kita bangun secara lebih seimbang," ujarnya.

Sehingga, lanjutnya, antara struktur jamiyah NU ini bisa menjadi refleksi satu sama lain. "Jadi tandem satu sama lain. Karena dalam realitas itu yang kita butuhkan satu sama lain. Tandem antara kiai dengan nyai-nya," ujar Gus Yahya.

Dia menambahkan jika dilihat secara keseluruhan sejarah, entitas yang benar-benar berhasil menjangkau basis secara intensif, mampu bergerak dalam komunitas secara intensif itu adalah Muslimat

"Dari dulu sampai sekarang Muslimat yang paling langsung berhubungan dengan masyarakat basis," tuturnya.

Dalam era yang penuh disrupsi ini, dengan teknologi, kata dia, harus diatasi dengan intensifikasi dan posisi Muslimat NU strategis dan fundamental dalam menjaga kesehatan psikologi sosial.

"Agar tidak kehilangan hubungan kemanusiaan ini karena hidup hanya bergantung pada algoritma digital," katanya.

Sementara itu Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menjelaskan kongres ini berfokus pada penguatan kemandirian Muslimat NU di berbagai sektor, terutama ekonomi dan pemberdayaan perempuan.

Dia mengemukakan tentang pentingnya Muslimat NU untuk tidak hanya berperan sebagai pendukung, tetapi juga sebagai penggerak utama pembangunan.

"Kongres ini diharapkan menghasilkan rumusan strategis untuk memperkuat peran Muslimat NU dalam memajukan bangsa dan negara," ujarnya.

Sebagai bagian integral dari kongres, Muslimat NU Expo 2025 turut digelar dengan menampilkan puluhan tenant yang memamerkan produk-produk unggulan dari usaha-usaha anggota.

Ekspo ini bukan sekadar pameran, tetapi juga representasi nyata dari upaya penguatan kemandirian ekonomi yang menjadi salah satu fokus utama kongres.

Khofifah menjelaskan bahwa ekspo ini juga bertujuan menginspirasi anggota dengan memamerkan produk-produk inovatif dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman.

Selain kemandirian ekonomi, kongres juga akan membahas isu-isu strategis lainnya, termasuk peran perempuan dalam menjaga tradisi keagamaan, kontribusi Muslimat NU dalam pembangunan nasional, dan strategi menghadapi tantangan global.

Hasil-hasil kongres ini akan menjadi pedoman bagi Muslimat NU dalam menjalankan program-programnya pada masa mendatang, memperkuat peran organisasi sebagai kekuatan utama perempuan di Indonesia, dan berkontribusi signifikan dalam memajukan peradaban bangsa.

"Kongres ini menjadi bukti komitmen Muslimat NU untuk terus beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi tantangan zaman," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement