REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Selebrasi terhadap kemenangan umat Islam setelah berperang adalah salah satu tradisi yang diperbolehkan. Bahkan sejarah mencatat Rasulullah SAW dan para sahabat melakukannya setelah berpulang dari sejumlah peperangan.
Landasan Alquran memberikan kesempatan bagi umat Islam minoritas yang teraniaya di Makah, aspirasi untuk menang atas musuh dan bersukacita atas kemenangan yang diberikan Allah SWT atas mereka dan para pengikut agama-agama-Nya.
Hal ini sebagaimana diabadikan dalam Alquran atas kemenangan Romawi Kristen atas Persia Majusi yang kafir:
غُلِبَتِ الرُّومُ فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ فِي بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.” (QS ar-Rum: 2-4).
Terkait ini, Imam adz-Dzahabi mengatakan dalam 'Tarikh al-Islam' bahwa ada sebuah epik terkenal antara Romawi dan Persia di mana Allah memenangkan kemenangan Romawi, dan umat Islam bersukacita karena Ahli Kitab dalam perang tersebut menang atas Majusi"!
BACA JUGA: KFC dan Pizza Hut di Turki Alami Kebangkrutan Akibat Gerakan Boikot Produk Pro Israel
Epik yang dimaksud adz-Dzahabi di sini adalah "Pertempuran Issus" besar yang terjadi antara dua kerajaan pada tahun 622 Masehi, tahun yang sama ketika Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah .
Setelah hijrah ke Madinah dan pendirian negara Islam di tanahnya, hal pertama yang dilakukan Nabi SAW, setelah kemenangan yang jelas dari Allah dalam perang Badar pada tahun 2 H / 624 M, adalah mengirim seseorang kepada orang-orang Madinah untuk mengumumkan kemenangan yang menggembirakan.
Penduduk Madinah menanggapi berita gembira ini dengan mengadakan resepsi resmi dan populer untuk mengucapkan selamat kepada Nabi SAW dan para sahabat Badar atas kemenangan pertama yang menentukan dalam perjalanan Islam.